Jumat, Juni 13, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Idul Fitri dan Spirit Mudik

by matabanua
13 April 2023
in Opini
0
D:\2023\April 2023\14 April 2023\8\8\nanang qosim.jpg
Nanang Qosim, S,Pd.I, M.Pd (Dosen Agama Islam Poltekkes Kemenkes Semarang)

Tidak terasa kurang beberapa hari lagi kita akan merasakan lebaran bersama. Lebaran merupakan saat-saat dimana umat Islam bersuka cita. Pasalnya, pada hari tersebut seluruh umat Islam bergembira karena telah mengakhiri ibadah puasanya selama sebulan penuh. Setelah selama di bulan Ramadhan menahan lapar dahaga, tepat tanggal satu Syawal semua larangan tersebut dicabut dan kemudian dibolehkan kembali untuk makan dan minum sepanjang hari. Itu makanya, hari raya Idul Fitri di negara kita disebut dengan Lebaran.

Konon katanya istilah Lebaran ini berasal dari bahasa Jawa, meskipun sebagian  masyarakat di sana lebih akrab menyebutnya dengan Riyadin, Rioyo, atau bodo. Kata Lebaran adalah kata dasar yang berasal dari kata lebar yang artinya selesai. lebih tepatnya  selesai melaksanakan ibadah puasa. Dalam kamus besar bahasa Indonesia Lebaran diartikan sebagai hari raya umat Islam yang  jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan  ibadah puasa selama sebulan.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juni 2025\13 Juni 2025\8\master opini.jpg

Pemenuhan Bertahap Pendidikan Gratis

12 Juni 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

AI Tidak Dapat Dibendung, Maka Manusialah yang Harus Dipersiapkan

12 Juni 2025
Load More

Kebiasaan Mudik

Satu hal yang tak bisa dipisahkan dari Lebaran adalah kebiasaan mudik yang dilakukan oleh perantau. Tidak afdol rasanya kalau Lebaran tidak bersama orang tua dan sanak saudara. Seperti sudah menjadi hal yang wajib, bagi masyarakat Indonesia berlebaran dengan mudik kembali ke kampung halamannya. Mudik ibarat dua sisi mata uang, kalau sisi yang satu tidak ada maka sisi yang lain tidak berguna. Jadi, mudik bahkan bukan lagi pilihan tapi sebuah keharusan.

Mudik yang asal katanya dari udik, artinya desa atu kampung. Kemudian istilah ini digunakan untuk kegiatan seseorang kembali ke kampung halamannya. Menurut sejarah, bangsa Indonesia dulunya berasal dari suku Yunnan, China. Sebenarnya sejak masa prasejarah dulu tradisi mudik ini telah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sudah menjadi fitrah bahwa manusia yang dulu maupun sekarang sama-sama memiliki kerinduan terhadap sanak saudara. Hanya saja pada masa prasejarah, dengan sifat manusianya yang nomaden dan masih animisme, maka kembalinya ke tanah leluhur bertujuan untuk menyembah arwah nenek moyang.

Semangat Mudik

Sejak datangnya Islam di Indonesia, dan  masyarakat banyak memeluk agama Islam maka tujuan mudik diubah. Semangat untuk kembali ke kampung yang biasa dilakukan di hari raya Idul Fitri tersebut bertujuan  untuk silaturrahmi dengan sanak keluarga.

Kegiatan mudik banyak dilakukan terutama oleh masyarakat kota. Sudah sama diketahui bahwa di kota-kota besar lebih banyak pendatang dari pada penduduk asli. Maka tidak heran kalau  kota seperti Jakarta bagai kota mati saat hari raya Idul Fitri tiba. Sunyi bukan karena masyarakatnya tidak berhari raya, namun  hingar bingar yang biasa dijumpai di sana seketika menjadi sepi karena sebagian besar penduduk di sana mudik Lebaran.

Tradisi mudik sangat berkelitan antara sosial, budaya, ekonomi dan keberagamaan. Lebaran yang dijadikan kesempatan orang untuk mudik, setidaknya dimaknai ke dalam beberapa hal. Pertama; Idul Fitri, diartikan sebagai hari raya fitrah. Umat Islam berkeyakinan semasa akhir Ramadhan dan hari pertama bulan Syawal, semuanya bagaikan bayi yang baru dilahirkan kembali dalam  keadaan fitrah. Kedua ; kata fitri yang artinya fitrah mengajak umat manusia kembali kepada fitrahnya yaitu orang tua yang kemudian diartikan menjadi mudik.

Banyak ulama yang menempatkannya dalam konteks keberagamaan: kembali ke fitrah sebagai upaya kesalehan  yang bersifat spiritual vertikal yang konkrit, dimaknai lewat jalan kesalehan sosio-horizontal. Silaturahim menjadi sarana sekaligus hasil.

Dalam konteks sosio-horizontal, tradisi mudik bisa menjadi cermin pasang-surutnya kehidupan. Jumlah pemudik bisa dijadikan  salah satu faktor walaupun tidak otomatis. Membesarnya jumlah pemudik tidak selalu menjadi cermin kemajuan, bahkan bisa sebaliknya. Itu sebabnya, sebagai migran penduduk desa yang melakukan migrasi ke kota untuk mencari nafkah benar-benar memanfaatkan momen Lebaran ini dengan mudik untuk melepas kerinduan bersama sanak famili.

Tidak sedikit mereka yang mudik juga membawa kendaraan pribadi seperti motor dan  mobil ikut bersamanya pulang ke kampung halaman. Ini adalah fenomena sosial bahwa mereka yang bekerja di kota ingin menunjukkan harta yang dimilikinya sebagai bukti sukses selama di kota.

Dalam konteks ekonomi kita lihat, kesempatan mudik mendorong orang untuk memperbanyak produk dan meluaskan pelayanan-pelayanan jasa yang sacara langsung bersentuhan dengan orang yang mudik. Dan dalam hal ini maka jasa transportasi adalah yang banyak dibutuhkan. Kemudian jasa komunikasi melalui celular. Karena itu, perusahan penyedia kartu seperti Telkomsel, Indosat dan lain sebagainya menawarkan tarif semurah-murahnya.

Dalam konteks tradisi dan budaya, mudik juga telah menjadi trademark bagi Indonesia. Jadi kalau ada negara Asia Tenggara lain yang melakukan mudik, maka Indonesialah pionernya. Terakhir, semoga kegiatan mudik di Lebaran kali ini semua berjalan lancar. Mudah-mudahan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah lebih baik. Dan jangan  lupa agar senantiasa waspada ketika mudik. Karena mungkin banyak hal yang tidak diinginkan bisa terjadi. Maka dari itu ikhtiarlah dan juga berdoa.

 

 

Tags: Dosen Agama Islam Poltekkes Kemenkes Semarangidul fitriNanang Qosim
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA