Oleh: Ridha Yanty (Praktisi kesehatan dan pemerhati masalah sosial dan kemasyarakatan)
Sungguh tidak habis pikir. Seorang perempuan dan berstatus Ibu muda asal Jambi, YSA, ditetapkan menjadi tersangka kasus pelecehan seksual kepada 17 anak. Para korban di bawah umur yang dilecehkan oleh perempuan berusia 25 tahun itu tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan. YSA dikenal sebagai pemilik rental Play Station (PS) di rumahnya. Di tempat itu ia melakukan tindakan keji tersebut.
Melihat kasus ini, krimonolog Haniva Hasna mengingatkan bahwa pelaku pelecehan seksual bukan hanya laki-laki.
“Jangan salah ya, dunia sudah berubah. Kalau dulu pelaku pelecehan seksual itu laki-laki dewasa sekarang bisa dilakukan oleh perempuan bahkan anak SD pun bisa melakukan kekerasan seksual,” kata perempuan yang juga pemerhati anak dan keluarga itu kepada Health Liputan6.com, Rabu (8/2/2023).
Bukan hanya tindakan kriminal pelecehan seksual. Seorang ibu pun tega membunuh anak kandungnya sendiri. Di Jambi seorang ibu dengan kejam, entah setan apa yang merasukinya, tega menganiaya anak kandungnya hingga tewas. Jumat 24 februari 2033. Pelaku menganiaya anak kandungnya dengan cara memukuli dengan sapu berkali-kali hingga tewas hingga keadaan anaknya kritis dan nyawanya tidak tertolong. Penyebabnya hanya masalah sepele. Sang ibu meminta tolong meminta isikan air di ember (Indenpendent.co.id).
Dua kasus yang membuat kita terperangah. Seorang ibu yang harusnya memiliki jiwa pelindung terhadap anak-anak, memiliki sifat kasih sayang dan lemah lembut tega merusak masa depan anak-anak generasi penerus. Walaupun korban pelecehan bukan anak kandungnya. Begitu jua seorang ibu tega membunuh anak kandungnya, permata hatinya hanya karna masalah kecil.
Itu hanyalah sebagian yang terekspos oleh media dan melapor, mungkin masih banyak lagi kasus- kasus ibu pelaku kekerasan terhadap anak, baik membunuh ,menyiksa atau pun membuang darah daging nya sendiri, Dalam skop kecil misalnya menelantarkan anak-anaknya karena sibuk dengan urusan pekerjaannya.
Sungguh ironis di negeri ini fitrah keibuan telah tercabut dan lenyap. Banyak terjadi penyimpangan perilaku ibu. Ibu menjadi pelaku kriminal. Kita lihat hampir tidak pernah luput berita yang masih sering muncul terkaitan penganiayaan dan pelelehan anak yang dilakukan oleh ibu. Membuat kita miris. Kenapa begitu mudahnya kasus ini terjadi . Ada apa sebenarnya?. Padahal Allah SWT memberikan keistemewaan pada seorang perempuan dengan memiliki perasaan kasih sayang yang tentu akan melahirkan ketenangan dan ketentraman bagi jiwa seorang anak. Karena ini Fitrahnya seorang ibu.
Dengan banyaknya kasus ini membuktikan rusaknya sistem kehidupan yang berlandaskan kepada sekularisme kapitalisme. Pemisahan agama dengan kehidupan dan jauhnya kehidupan dari tatanan Islam. Fitrah ibu rusak dan bukti nyata bobroknya sistem ini. Banyak yang melatarbelakangi ibu menjadi pelaku kekerasan pada anak. Misalnya ibu bekerja untuk memenuhi kebutuhan kelurga dikarenakan uang suami tidak mencukupi. Ibu menjadi lelah sehingga anak menjadi korban. Belum lagi biaya hidup yang mahal, barang kebutuhan pokok yang tidak lagi murah seperti beras, minyak maupun barang lainnya. Ibu menjadi mudah depresi.
Secara individu ibu dihadapkan pada pilihan yang terkadang menekan fitrah keibuannya, seorang perempuan ketika memulai kehidupan rumah tangga, menginginkan memiliki anak dan menjadi ibu, anak-anak yang banyak dan berkualitas, tetapi fitrah itu terkoyak, misalnya ibu harus bekerja membantu ekonomi keluarga .
Dalam Islam perempuan perannya adalah dirumah, menjadi ibu dan pengatur rumah tangga, mendidik anak-anaknya agar menjadi generasi yang tangguh dan handal mengurus suami , peran yang tergadaikan karena tuntutan. Sistem kapitalis yang memaksa ibu meninggalkan fitrahnya. Allah SWT menciptakan perempuan sebagai Umm wa rabbatul bait. Allah tidak mewajibkan perempuan bekerja. Sistem Kapitalis lah yang memaksa ibu bekerja. Dalam Islam kewajiban suami dalam penafkahan, dan kalaupun suami tidak mampu, kewajiban beralih ke wali, dan jika wali tidak mampu maka negara yang wajib menjamin nafkah rakyatnya yang miskin.
Perempuan boleh berkiprah di sektor publik, wajib menuntut ilmu dan tsaqofah Islam berdakwah dan mengoreksi penguasa.
Masihkah berharap pada sistem saat ini, yang membuat kita terpuruk dalam segala hal? Kita harus membuang sistem ini dan menggantinya dengan penerapan sistem Islam yang komprehensif. Karena Islam memiliki aturan kehidupan yang sempurna dan menyeluruh dalam mengatur kehidupan dunia. Baik dalam sistem ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lain- lainnya. Fitrah ibu akan terjaga dan angka kriminalitas ibu sebagai pelaku kejahatan akan berkurang ataupun bisa jadi akan tidak ada.
·