
JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakin tidak ada gagal panen pada musim tanam tahun ini, meski sejumlah daerah di Indonesia mengalami berbagai bencana, termasuk banjir.
“Saya dan jajaran Kementan bersama pemerintah daerah, tidak ada gagal panen yang ada delay panen. Karena kalau kita ganti, maka kita menunggu waktunya akan datang,” kata Syahrul usai rapat koordinasi pengawasan bidang ketahanan pangan di Makassar.
Mengutip data Kementerian Pertanian dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Syahrul mengungkapkan produktivitas dan akselerasi pertanian saat ini cukup meyakinkan.
“Ada bencana iya, ada banjir iya tapi jumlah bencananya masih jauh dari jumlah lahan yang kita miliki. Kita miliki lahan sawah 7,4 juta hektar, yang kita tanam ada 10 juta hektar lebih, lahan yang kena banjir hanya 82 ribu hektar, kemudian dikatakan fuso atau harus diulang tanamannya itu detik ini hanya 22 ribu,” ungkapnya.
Menjelang Ramadan tahun ini, Syahru memastikan ketersediaan seluruh kebutuhan pangan masyarakat untuk Maret hingga April.
“Tugas Kementan itu memastikan ketersediaan, saya katakan sampai Maret bahkan April neraca kita menunjukkan bahwa setiap ada Ramadan dinamika harga memang iya dan kalau kita bersama-sama pihak termasuk pemerintah daerah tentu saja harga bisa normal kita berharap seperti itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan panen raya akan berlangsung sepanjang Februari-Maret. Ia memperkirakan terdapat satu juta hektar sawah yang akan panen pada periode ini.
“Kementerian Pertanian akan ada panen raya sekitar 1 juta hektar pada Februari masuk Maret ini sehingga peak dari panen raya akan terjadi di sekitar ini,” kata Syahrul.
Menurutnya, para menteri diminta untuk saling dukung memastikan ketersediaan stok pangan jelang Ramadhan bisa mencukupi.
“Secara khusus beliau (presiden) sangat detail berapa panen kita terhadap padi untuk kesiapan beras pada Januari, Februari sampai Maret,” tuturnya.
Syahrul juga mengungkapkan saat ini diperlukan perbaikan logistik agar distribusi berbagai komoditas bisa berjalan. Ia pun mengaku telah bekerja sama dengan pemerintah daerah, para gubernur, dan bupati/wali kota.
“Oleh karena itu tentu ketersediaan ini tidak hanya berjalan sendiri. Harus diikuti dengan distribusi dan sebagainya hingga normalisasi dari harga beras itu bisa dicapai,” tuturnya.
Selain harga beras, Jokowi juga menyoroti 12 komoditas yang ada, mulai dari jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur, dan gula. Khususnya ketersediaan 12 komoditas ini menjelang Ramadhan.
Untuk itu, Syahrul mengaku akan bekerja sama dengan berbagai sektor untuk memastikan ketersediaan dan distribusi 12 komoditas ini.
“Kerja sama dengan private sector atau para pengusaha juga harus dilakukan dan tadi badan pangan nasional, bulog, dan lain-lain adalah bagian untuk bermitra dengan pengusaha yang ada,” tegasnya. cnn/mb06