
AMUNTAI-Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan melalui tenaga dokter, bidan anggota PKK dan Kader Keluarga Berencna melakukan pendampingan kepada sekitar 3.099 ibu hamil (bumil) dalam upaya mencegah terjadinya kasus kekerdilan akibat kekurangan gizi akut (stunting).
Kabid Kesejahteraan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Vivi Suprihatini mengatakan, sebanyak 3.099 bumil mendapatkan pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) pada 2022 dari sasaran yang ditetapkan sebanyak 4.338 bumil. “Sebenarnya semua Ibu hamil sudah terdampingi, target yang ditetapkan pemerintah pusat melalui BKKBN sebesar 4338 bumil hanya untuk memastikan bahwa semua ibu hamil bisa terdampingi,” ujar Vivi.
Ia mengatakan, target 4338 bumil yang diberikan BKKBN juga untuk memastikan anggaran yang tersedia cukup bagi pembayaran insentif bagi TPK yang terdiri atas tenaga bidan, kader KB dan anggota PKK.
Vivi menegaskan, khususnya bidan desa menjadi ‘ujung tombak’ pelayanan kesehatan di masyarakat. Bidan desa menjadi ‘provider’ atau pemberi layanan dan asuhan secara promotif atau promosi kesehatan, preventif serta memberikan asuhan berkelanjutan.
Ketua Pengurus Cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten HSU Hj Rusitah mengatakan, jumlah anggota IBI HSU sebanyak 429 orang. “Sedangkan jumlah desa di HSU sebanyak 214 dan 5 kelurahan, jadi 42 desa yang tidak ada bidannya,” kata Rusitah.
Anggota IBI HSU 429 orang tersebut ada yang sudah bekerja, seperti di rumah sakit 60 orang, puskesmas sebanyak 51 orang, dan bidan desa 177 orang, sisanya belum bekerja.”Jadi cukup banyak tenaga bidan kita yang nganggur,” katanya.
Tenaga bidan yang dikatakannya ‘nganggur’ karena mereka belum bekerja kemungkinan karena masih menjadi tenaga kontrak, magang dan sebagainya
Meski demikian, dalam program pendampingan bumil, tenaga bidan yang tergabung dalam TPK masih bisa melayani kunjungan dan pendampingan kepada bumil yang tercatat berjumlah 3099 bumil pada 2022. “Kepada setiap ibu hamil dilakukan delapan kali pendampingan bisa lebih dari satu desa jika banyak terdapat ibu hamilnya , makanya hasilnya mencapai 3099 bumil yang didampingi,” terang Rusitah.{{an/mb03]}