
BANJARMASIN – Menjadi salah satu kota yang mendapatkan bantuan dana hibah dari program National Urban Flood Resilience Project (NUFReP), menjadi perhatian serius semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakatnya.
Program yang dihibahkan oleh World Bank akan digarap oleh Dirjen Sumberdaya Air dan Kementerian PUPR serta Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri adalah sangat penting bagi kota Banjarmasin karena program bantuan ini untuk membantu mengatasi banjir daerah perkotaan.
Anggota DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi menjelaskan berkaca dari pengalamam banjir dua tahun silam, dimana hampir separuh wilayah kota mengalami banjir berminggu-minggu.
“Artinya tinggal bagaimana pemerintahnya apakah sudah memiliki skema sungai dan wilayah mana yang mendapatkan program tersebut,” tuturnya.
Menurut politisi dari Fraksi Golkar ini, program tersebut dikerjakan selama lima tahun ke depan yang dimulai 2023 ini. “ Rencananya memang dimulai di sungai veteran dan selanjutnya dilakukan di sungai lainnya,” katanya.
Meski demikian, ia berharap dalam pelaksanaan program ini tidak hanya DPRD yang mengawal program ini. Namun masyarakat juga bisa melakukan pengawasan dengan memberikan masukan sungai mana yang layak mendapatkan bantuan hibah tersebut.
“Karena, mengingat dananya sangat besar yakni sebesar Rp 1 trilyun, sehingga tinggal kita juga mengawasi bagaimana pelaksanaannya dan sungai mana saja yang layak mendapatkan bantuan tersebut,” ujar Sukhrowardi.
Sebelumnya, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, program NUFReP rencananya dilakukan pada Sungai Veteran. Program dijalankan mulai 2023 hingga 2027 yang bersumber dari World Bank setelah penandatanganan MoU sebesar 400 juta US Dollar atau sekitar Rp 6 triliun untuk sejumlah daerah, dan Rp 1 trilyun di antaranya untuk kota Banjarmasin.
Ibnu juga berharap, program ini bisa dikawal bersama-sama. Jangan sampai ada anggapan bahwa anggaran Rp 1 triliun itu hanya untuk penanganan Sungai Veteran. via