JAKARTA – Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan para pedagang mengancam beralih ke minyak curah, seiring dengan langkanya pasokaninyakita yang berdampak pada kenaikan harga menjadi Rp16 ribu per liter.
Terpantau harga Minyakita melambung hingga menyentuh level Rp16 ribu per liter di beberapa pasar Tangerang Selatan. Harga ini berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp14 ribu per liter.
Menurutnya apabila kondisi seperti ini terus berlangsung, maka salah satu solusinya adalah kembali menggunakan minyak curah.
“Karena nggak ada pilihan. Kalau Minyakita nggak ada sedangkan konsumen nguber kita terus kan pilihannya ngg ada lagi kecuali minyak curah,” ujar Abdullah.
Ia mengatakan lonjakan harga tersebut dipicu karena stok Minyakita sudah tidak ada. Bahkan rata-rata agen dan distributor menyatakan bahwa Minyakita stoknya sudah habis.
Belum lagi, ada yang bilang tidak produksi. ampai Maret hanya mengeluarkan stok yang ada, menghabiskan stok yang ada. “Artinya Minyakita sudah tidak bisa diandalkan. Iya penghabisan sampai Maret. Artinya tidak ada produksi lagi,” ucapnya.
Ia menambahkan lonjakan harga Minyakita di atas Rp15 ribu per liter sudah terjadi sejak sebulan lalu.
Tidak hanya di Pulau Jawa, bahkan di luar Pulau Jawa kini juga kesulitan mendapatkan Minyakita. Menurutnya, harga Minyakita bisa melambung lebih tinggi lagi dari sekarang lantaran barangnya yang tidak ada.
Selain itu, Abdullah juga mengaku tengah mengece di RNI soal stok Minyakita. Ia mengatakan baik RNI maupun beberapa perusahaan tidak memiliki barang tersebut. Ia mengaku banyak pihak-pihak yang memprotes langkanya pasokan Minyakita di pasar-pasar.
“Karena memang agen atau distributor yang biasa mereka pakai memang sudah nggak sanggup lagi untuk mendistrusi sehingga mereka mendorong kami untuk melobi beberapa perusahaan, termasuk lobi Kemendag untuk mendapatkan Minyakita,” ungkapnya.
Ia pun turut mempertanyakan sistem pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam mencegah kelangkaan Minyakita yang terjadi di pasaran.
Menurutnya, pemerintah belum mampu mengontrol jumlah produksi Minyakita di dalam negeri dan hal itu terlihat dari pasang-surutnya komoditas tersebut di pasaran.
“Kan yang mencetuskan Minyakita ini Menteri Perdagangan, kenapa Menteri Perdagangan tidak mpu mengontrol ini barangnya harganya tinggi, barangnya nggak ada? Bagaimana sistem kontrol yang dilakukan Kementerian Perdagangan terhadap distributor minyak?” katanya. cnn/mb06