Oleh : Nada Annisa ( HST)
Ajakan Presiden Joko Widodo PRESIDEN Joko Widodo alias Jokowi kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menyongsong harapan dan peluang yang baru di 2023 untuk menuju Indonesia yang maju adalah suatu yamg hris disambut dengan suka cita dan semangat.
Kita meninggalkan 2022 dan menatap 2023 dengan tekad untuk membawa Indonesia melangkah majui, kejadian dan permasalahan di tahun 2022 menjadi pelajaran berharga bagi Pemerintah, khususnya bagi masyarakat Indonesia untuk terus belajar untuk menghadapi tantangan di masa akan datang.”Gerak cepat serta kebijakan yang cermat dan hati-hati sangat dibutuhkan untuk menghadapi masa-masa sulit pandemi covid-19. Badai ini telah memberi banyak pelajaran yang membuat kita semakin siap menghadapi pandemi di masa-masa datang.
Namun, hingga akhir tahun 2022 , di awal tahun ini, masih banyak PR (Pejerjaan Rimah) problem yang terjadi di Indonesia, yang belum terselesaikan dengan tuntas. Terlebiih terkait dnegan kondisi generasi muda. Dengan berbagai persoalan tersebut harapan ada perbaikan kondisi pada tahun 2023 sangatlah tipis.
Dari REPUBLIKA.CO.ID, diberitakan Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose, mengungkapkan, mereka telah menyita 1,902 ton sabu-sabu, 1,06 ton ganja, 262.789 butir ekstasi, dan 16,5 kg ekstasi berbentuk serbuk sepanjang 2022. “BNN menyita sejumlah barang bukti narkotika, yang mana tiga terbesar di antaranya adalah sabu-sabu seberat 1,902 ton, ganja seberat 1,06 ton, dan ekstasi berbentuk tablet sebanyak 262.789 butir, dan ekstasi berbentuk serbuk seberat 16,5 kg,” kata dia, dalam konferensi pers di Kantor BNN, Jakarta, Kamis (29/12/2022)
Di sisi lain, pengangguran pun masih menjadi problem yang pelik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 144,01 juta jiwa pada Februari 2022. Jumlah tersebut mencapai 69,06% dari total penduduk usia kerja yang berjumlah 208,54 juta jiwa.
Ditambah lagi dengan adanya prediksi resesi tahun 2023, maka akan terjadi PHK besar-besaran, maka tidak menutup kemungkinan kemiskinan akan meningkat. Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2022 sudah 26,16 juta jiwa.
Juga kenakalan remaja, pergaulan bebas, minuman keras , tindak kriminal baik lingkup keluarga maupun di.masyarakat hingga korupsi masih kerap terjadi dan belum tintas tetatasi di tahun 2022. Dengan banyaknya PR dan prediksi resesi tahun 2023, membuat kita harus mencoba untuk mencari usaha dan solusi jitu agar semua permasalah dapat di atasi.
Prediksi Resesi Tahun 2023
Resesi adalah kondisi perekonomian suatu negara menurun dalam jangka waktu lama dan stagnas mulai dari berbulan-bulan hingga tahunan. Hal ini dapat memicu menurunnya seluruh aktivitas ekonomi, mulai dari keuntungan perusahaan, angka pengangguran meningkat, dan investasi.
Lantas, faktor apa sii yang menjadi penyebab resesi ekonomi 2023?
1.Covod 19; Meskipun banyak negara yang telah membebaskan warganya beraktivitas seperti biasa, Namun pada saat meluasnya Covid-19 sampai saat ini membuat aktivitas ekonomi global menurun drastis.
2.Inflasi ; Inflasi yang terjadi di dunia karena harga pangan dan energi serta ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan yang tinggi. Faktor tingginya inflasi juga tidak terlepas dari pengaruh perang antara Rusia-Ukraina. Tingginya harga pangan dan energi terjadi akibat terganggunya rantai pasok yang di picu perang, sehingga menyebabkan negara di Eropa mencapai rekor kenaikan.
Perekonomian dunia sampai saat ini belum pulih akibat covid-19, terjadi perang Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak bulan Februari. Perang antar kedua negara tersebut mengganggu rantai pasok global yang menimbulkan krisis pangan dan energi sehingga menimbulkan inflasi. Perang ini menjadi faktor utama penyebab terjadinya resesi 2023.
3.Kenaikan Suku Bunga . Bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga secara bersamaan, karena tekanan inflasi di negara Barat dan AS terus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Ini memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan dapat menyebabkan terjadinya resesi ekonomi global.
4.Permintaan Menurun ; Akhir-akhir ini perusahaan di banyak negara mulai mengurangi hasil produksinya karena permintaan global mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan kelesuan ekonomi dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara global akan berkontraksi.
Islam solusi resesi ekonomi
Islam agama yang sempurna. Sistem Islam tidak hanya mengatur hubungan dia dengan Penciptanya, tapu juga mengatur seluruh aspek kehidupan, tidak terkecuali bidang ekonomi. Sistem ekonomi Isoam memiliki berbagai macam solusi permasalahan umat. Ekonomi islam di bangun atas dasar sektor rill yang berperan penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Penyebaran kekayaan di tengah-tengah manusia dan pengaturan kepemilikan adalah contoh aturan yang digunakan Islam untuk mengatasi masalah ekonomi.
Solusi yang ditawarkan ekonomi islam yaitu menghindari praktek riba seperti yang kita tahu ekonomi islam melarang hal tersebut. Karena sistem flat money cenderung fluktuatif dan tidak stabil mengakibatkan inflasi dan rentan adanya krisis. Maka dari itu, perusahaan yang menggunakan sistem pinjaman berbasis bunga akan menghadapi masalah di tengah krisis dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan sistem Profit and Loss Sharing.
Islam juga menganjurkan untuk mengoptimalkan instrument Zakat, Infak, dan Wakaf (ZISWAF) , ini bisa menjadi solusi ketika terjadi krisis ekonomi. Instrumen wakaf adalah sarana yang dapat digunakan untuk membantu umat dalam hal zakat, infaq, dan shodaqoh. Wakaf sosial dapat digunakan untuk melaksanakan umat kepentingan yang dalam pelaksanaannya biasanya tidak menghasilkan manfaat atau keuntungan. Infaq dan shodaqoh dapat digunakan untuk memperkuat zakat dan wakaf dalam rangka memperbaiki situasi di saat resesi ekonomi.
Kemudian Pemerintah harus memberikan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, agar tidak ada yang terdzolimi. Pelayanan berupa pendidikan, kesehatan dan keamanan adalah jebutuhan pokok masyarakt yang harus diberikan negara secara mudah bahkan gratis agar rakyat dapat mengakses dengan mudah.
Menabung bisa menjadi solusi dalam menghadapi resesi karena dalam islam sendiri menabung merupakan hal yang baik dan dalam sumber syariat islam pun terdapat dalil yang menganjurkan kita untuk menyisihkan sebagian rezeki. Dan tidak berlebih-lebihan dalam melakukan konsumsi dan membeli barang sesuai dengan kebutuhannya.
Itulah gambaran solusi Islam dalam mengatasi resesi ekonomi. Harapan adanya perubahan yang membawa kebaikan hanya ada ketika Indonesia menerapkan Islam secara Kaffah karena hanya Islamlah sistem yang sempurna , yang mampu mengatasi resesi ekonomi. Wallahu a’lam.