JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$54,46 miliar atau Rp818,2 triliun (asumsi kurs Rp15.025 per dolar AS) sepanjang 2022.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan capaian itu tumbuh 53,76 persen dibandingkan tahun lalu. “Neraca dagang barang secara kumulatif surplus US$54,46 miliar. Tumbuh 53,76 persen kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (16/1).
Sementara itu, secara bulanan, neraca perdagangan pada Desember 2022 surplus sebesar US$3,89 miliar. “Pada Desember 2022 neraca perdagangan barang itu mencatat surplus US$3,89 miliar,” ujarnya.
Kenaikan neraca dagang ini ditopang oleh ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor. Ekspor tercatat sebesar US$23,83 miliar atau turun 1,10 persen (month to month/mtm), sedangkan impor tercatat US$19,94 miliar atau naik 5,16 persen (mtm).
Secara rinci, ekspor non migas turun sebesar 2,73 persen (mtm). Komoditas yang mendorong adalah bahan bakar mineral turun 19,44 persen, lemak dan minyak hewan/nabati turun 9,47 persen, barang dari besi dan baja turun 50,74 persen, serta logam mulia dan perhiasan permata turun 11,61 persen.
“Turunnya ekspor non migas ini mengikuti bulan sebelumnya yang pada November turun 2,57 persen terhadap Oktober 2022 (mtm). Ekspor non migas memang terjadi penurunan di empat bulan terakhir baik dari sisi nilai maupun volume,” jelas Margo.
Sedangkan, secara tahunan (year on year/yoy), ekspor masih tumbuh positif 6,58 persen. Meski demikian, memang lebih lambat dibandingkan Desember 2021 yang pada saat itu ekspor bisa tumbuh 35,18 persen.
Selanjutnya, dari sisi impor untuk non migas naik 3,60 persen ditopang komoditas serealia naik 66,03 persen, barang besi dan baja naik 43,92 persen, serta kereta api trem dan bagiannya naik cukup tinggi 605,06 persen.
Kemudian, ekspor migas juga naik 14,15 persen sepanjang Desember 2022. Hal ini ditopang oleh meningkatnya impor hasil minyak sebesar 17,72 persen, dan minyak mentah yang naik 12,80 persen.
Namun, secara tahunan impor turun sebesar 6,61 persen (yoy). “Ini adalah penurunan impor terdalam dalam dua tahun terakhir,” pungkas Margo.
Kemudian pada bagian lain Margo Yuwono menyampaikan bahwa kinerja impor Indonesia pada Desember 2022 mengalami penurunan terdalam atau terendah dalam 2 tahun terakhir.
Tercatat, total nilai impor Indonesia pada Desember 2022 sebesar US$19,94 persen, turun 6,61 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). “Secara tahunan, impor Indonesia turun 6,61 persen dan ini merupakan penurunan terdalam 2 tahun terakhir,” kata Margo.
Secara bulanan, impor Indonesia pada Desember 2022 masih mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar 5,16 persen (month-to-month/mtm). Margo merincikan, perkembangan ini dipengaruhi oleh impor nonmigas yang tumbuh sebesar 3,6 persen mtm dan impor migas yang tumbuh sebesar 14,15 persen mtm. “Komoditasnya, berasal dari serealia yang naik 66,03 persen, kemudian barang dari besi dan baja naik 43,92 persen, diikuti kereta api, trem, dan bagiannya naiknya cukup tinggi 605,6 persen,” katanya. rep/mb06