JAKARTA – Pemerintah berencana memberikan insentif untuk pembelian kendaraan listrik dengan rentang beragam. Mulai dari Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil listrik (mobil) berbasis hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik, dan Rp 5 juta untuk motor konversi.
Kendati begitu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menilai, penjualan mobil konvensional di 2023 ini masih tetap akan tinggi.
“Kendaraan ICE (Internal Combustion Engine) masih tetap akan baik penjualannya,” kata Jongkie.
Mengutip data penjualan mobil selama Januari-November 2022, angka penjualan wholesales atau dari pabrikan ke dealer hampir mencapai 1 juta unit.
Selama periode 11 bulan tersebut, angka penjualan mencapai 942.499 unit. Itu naik 151.970 unit (19,7 persen), atau dari 790.529 unit dibandingkan periode yang sama 2021 lalu.
Jongkie beralasan, penjualan mobil berbahan bakar minyak bakal terus diminati lantaran masih lebih bisa menjangkau daya beli masyarakat luas.
“Daya beli masyarakat Indonesia msh pada kendaraan bermotor (KBM) roda empat dengan harga Rp 300 juta kebawah. Sementara mobil yang mengadopsi battery electric vehicle (BEV) yang diminati (5 pintu, 7 seat) harganya masih mahal, Rp 800 jutaan,” tuturnya.
Di sisi lain, pemerintah telah menetapkan target untuk lebih memasifkan pemakaian mobil listrik dan motor listrik. Salah satunya, mematok target penggunaan 80 persen kendaraan listrik pada 2030 mendatang.
Menjawab rencana tersebut, Jongkie belum bisa berkomentar lebih banyak. “Tunggu perkembangan mobil-mobil V yang akan datang,” tandasnya. lp6/mb06