BANJARMASIN – Permainan lato-lato lagi viral hampir di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di Banjarmasin. Permainan ini digemari banyak kalangan, seperti para pelajar atau siswa di sekolah.
Lato-lato dinilai memiliki dampak yang kurang baik apabila dimainkan oleh para pelajar sewaktu mereka berada di lingkungan sekolah. Selain menimbulkan kebisingan, juga dapat membahayakan pelajar itu sendiri.
Untuk mencegah dampak yang kurang baik tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan surat edaran terkait permainan lato-lato.
Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nomor 420/ 206- Sekr/Dipendik Banjarmasin pun dikeluarkan, pada Selasa (10/1), yang isinya berupa pelarangan penggunaan lato-lato di satuan pendidikan.
“Kami imbau para pelajar di setiap sekolah, baik negeri maupun swasta, untuk tidak membawa permainan lato-lato ke sekolah. Kita tidak melarang pelajar bermain permainan lato-lato, tapi jangan di sekolah,” tegas Kadisdik Kota Banjamasin Nuryadi kepada awak media, Rabu (11/1).
Diakuinya, saat ini memang belum ditemukan adanya dampak yang membahayakan bagi pelajar setempat dari permainan lato-lato tersebut. Tapi, tidak salahnya pihak sekolah mewaspadai.
Menurut kadisdik, banyak sudah pemberitaan di media sosial adanya anak-anak pelajar yang lebam mukanya, akibat memainkan lato-lato. Wajah atau mata pemainnya menjadi sasaran terkena timpukan bola lato-lato, ketika talinya putus saat dimainkan.
“Sangat berbahaya bila saat memainkan lato-lato talinya putus, seperti pemberitaan di media sosial. Untuk anak-anak boleh saja main lato-lato, tapi harus di bawah bimbingan orangtua,” paparnya.
Nuryadi juga meminta para pedagang yang menjual lato-lato, untuk tidak menjualnya di areal sekolah di kota Banjarmasin.
“Kami larang berjualan lato-lato di depan sekolah. Bila ada yang tetap menjual lato-lato di depan sekolah, disdik akan bawa Satpol PP untuk menertibkannya,” tukasnya. sam