oleh : Zahra Kamila ( HST)
Hari-hari terakhir ini umat tengah dilanda musibah yang tak kalah membuat resah. Tak kalah membuat sedih dibandingkan dengan gempa bumi dan tsunami. Musibah yang dimaksud adalah makin rapuhnya ukhuwah islamiyah dan makin menguatnya ‘ashabiyah.
Karena ashabiyah, antar kelompok umat Islam bisa saling mem-bully. Karena ashabiyah mereka bisa saling mencaci. Karena ashabiyah pula mereka bahkan bisa saling mem-persekusi. Semua itu acapkali dibumbui oleh slogan -slogan nasionalisme, fanatisme organisasi, sentimen mazhab dan lain-lain. Singkatnya, saat ini sikap ashabiyah begitu mendominasi. Sebaliknya, ukhuwah islamiyah seolah makin tereleminasi.
Di Tanah Air, slogan “NKRI harga mati “, misalnya, seolah cukup menjadi alasan bagi sekelompok umat Islam untuk menista kelompok umat Islam lain yang menyerukan penerapan syariah Islam. Seolah -olah penerapan syariah Islam akan menghancurkan negeri ini.
Rasulullah SAW bersabda: Siapa saja yang mati/ terbunuh di bawah panji buta, dia marah karena ‘ashabiyah, atau berperang karena ‘ashabiyah, atau menyerukan ‘ashabiyah maka matinya adalah mati jahiliyah( HR Ahmad). Karena itu sikap ‘ashabiyah itu harus dibuang dan dicampakkan seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman: Sungguh kaum Mukmin itu bersaudara…( TQS Al-Hujurat{49}: 10). Persaudaraan ini mewajibkan kaum Mukmin mencintai untuk dia apa saja yang mereka cintai untuk diri mereka sendiri dan membenci untuk dia apa saja yang mereka benci untuk diri mereka sendiri.
Islam menghendaki agar persaudaraan karena iman atau yang sering disebut ukhuwah islamiyah itu tidak berhenti sebatas ucapan, namun harus mewujud secara nyata dalam tindakan dan realita kehidupan. Ukhuwah islamiyah harus mewujud antara lain dalam bentuk saling membela dan saling tolong-menolong diantara kaum Mukmin tanpa dibatasi oleh ikatan -ikatan lainnya.
Ukhuwah islamiyah itu harus lebih diutamakan di atas persaudaraan karena ikatan lainnya, termasuk ikatan nasionalisme, keorganisasian, Mazhab dan lain-lain. Seluruh kaum Muslim di seluruh dunia tak hanya di negeri ini harus merasa layaknya satu tubuh. Penderitaan yang menimpa sebagian kaum Muslim di suatu tempat, di suatu negeri, harus juga dirasakan oleh seluruh kaum Muslim lainnya. Semua itu tidak lain karena dorongan iman mereka. Persaudaraan mereka adalah persaudaraan karena iman. Perwujudan ukhuwah islamiyah seperti yang digambarkan di atas menunjukkan kualitas keimanan kaum Muslim.
Alhasil, mari kita eratkan ukhuwah (persaudaraan), kuatkan wihdah (persatuan) dan rekatkan mahabbah( saling cinta). Niscaya akan lahir al-quwwah ( kekuatan). Dengan itulah kita secara bersama-sama akan mampu meraih ‘izzah ( kemuliaan) di dunia dan akhirat. Saatnya kita menjadikan akidah Islam sebagai satu-satunya ikatan. Saatnya kita hidup bersama -sama dan saling bekerjasama di bawah panji Tauhid Laa ilaaha ilalLaah Muhammad Rasulullaah.