BANJARMASIN – Fenomena pasang surut air laut yang mengakibatkan banjir rob akibat luapan dari jaringan Sungai Barito dan Sungai Martapura, diprediksi melanda Banjarmasin dan sekitarnya hingga pengujung tahun 2022.
Berdasar data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi (Stamet) Syamsudin Noor Klas II, fenomena alam tersebut akan terjadi dari pukul 19.00-02.00 Wita, pada 23-31 Desember 2022.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah mengatakan, pasang surut di muara Barito itu turut berdampak pada kenaikan debit air Sungai Martapura.
Termasuk, jaringan air sungai kecil dan saluran-saluran yang terkoneksi dengan sungai utama. Hingga sejumlah kawasan di Kota Banjarmasin yang rawan terjadi banjir, semakin rentan tergenang pada saat terjadi pasang surut air laut di muara Barito.
“Untuk itu, kami mengimbau masyarakat agar terus menjaga kebersihan lingkungan, berpartisipasi menjaga drainase lingkungan dan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan,” kata mantan Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Provinsi Kalsel ini, Selasa (27/12), seperti dikutip jejakrekam.com.
Yayah, begitu pejabat perempuan ini dipanggil mengatakan, warga harus waspada dan siaga, agar saluran dan sungai jangan sampai tersumbat. Hal itu akan memperlambat aliran air saat surut.
“Bagi warga yang tinggal di kawasan permukiman tepian juga diimbau untuk hati-hati terhadap peningkatan elevasi air pada sungai saat pasang dan hujan yang terjadi secara bersamaan,” kata Yayah.
Dirinya sudah menginstruksikan kepada petugas Dinas PUPR Banjarmasin agar memantau di beberapa wilayah Kota Banjarmasin, guna memetakan permasalahan pada kawasan tergenang.
“Pasang naik diperkirakan akan terjadi di beberapa sungai. Prediksi banjir akan terjadi di pinggiran sungai yang selama ini terjadi, menurut BMGK akan terjadi pasang naik sampai 2,5 meter hingga 2,9 meter,” tutur Yayah.
Berdasar data Dinas PUPR Banjarmasin, akibat pasang, terdapat 58 titik genangan air. Karenanya, Yayah telah mengintruksikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sungai untuk menyiapkan lima armada apabila diperlukan.
“Jadi, akibat adanya aktivitas pasang air laut yang dapat mempengaruhi dinamika tepian/pesisir sungai-sungai di Kota Banjarmasin berupa banjir pesisir atau rob. Sehingga, masyarakat diimbau agar dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut. Kita juga berdoa semoga tidak turun hujan lebat,” imbuh Yayah. jjr