Rabu, Juli 16, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Hubungan Sesama Jenis Menjamur, Warga Banua Tertampar?

by matabanua
4 Desember 2022
in Opini
0

Oleh : Ummu Wildan

Tahun 2022 masih belum berakhir namun kasus hubungan sesama jenis kian mencuat di banua. Terakhir, viral di media sosial video mesum mahasiswa perguruan tinggi. Video ini diunggah karena kekecewaan salah satu pemeran. Bisa diduga kuat fenomena ini hanyalah fenomena gunung es. Ada banyak pelaku lain yang memilih tidak muncul kontroversial di media sosial.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\16 Juli 2025\8\master opini.jpg

Ada Hukum Perlindungan Anak, Tapi Mengapa Perundungan Makin Brutal?

15 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Anak Tidak Sekolah Terus Bertambah,Bukti Kegagalan Sistemik Pendidikan

15 Juli 2025
Load More

Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai daerah yang religius patut untuk mengevaluasi diri. Banyaknya tokoh agama dan kegiatan keagamaan diimbangi dengan membuncahnya kemaksiatan dari segi macam dan kuantitasnya tentu perkara yang sangat tidak diharapkan.

Namun perkara ini bukanlah hal yang mustahil terjadi bila tidak diantisipasi. Perubahan tak terduga yang terjadi di Arab Saudi patut menjadi pelajaran. Arab Saudi telah mengizinkan konser musik dimana laki-laki dan perempuan bercampur baur. Selain memperbolehkan perempuan tidak berhijab, di sana pun telah ada pantai yang membolehkan memakai bikini. Ke depan minuman beralkohol pun akan mendapatkan izin.

Padahal umum diketahui bahwa Arab Saudi adalah negara yang menerapkan sebagian hukum Islam. Di sana pun terdapat Makkah dan Madinah yang menjadi tujuan peribadatan kaum Muslimin. Namun sejak pemerintahan Muhammad bin Salman, Arab Saudi semakin jauh dari Islam.

Hal-hal seperti ini mungkin saja terjadi mengingat baik di Kalimantan Selatan maupun di Arab Saudi sama-sama mengambil sekularisme sebagai faham yang diterapkan oleh penguasa, sebagian masyarakat dan sebagian individunya. Islam memang terkesan digunakan dalam kehidupan, namun dalam aspek ritualnya. Ibadah-ibadah ritual masih massif dijalankan. Namun hanya di tempat-tempat tertentu dan momen tertentu saja.

Sekularisme begitu nampak dalam kehidupan sehari-hari. Bank-bank konvensional yang memungut riba marak digunakan padahal ketika mereka mengkhatamkan al Qur’an, di rumah tahfiz Qur’an, ayat-ayat yang mengharamkan riba mereka temui. Rasulullah SAW menetapkan hari belajar khusus bagi perempuan dan keluar masjid pun dipisahkan antara jama’ah laki-laki dan perempuan. Namun di kehidupan sehari-hari, interaksi campur baur laki-laki dan perempuan bahkan sampai berduaan biasa ditemukan.

Tak jarang ditemukan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan seakan hanya mantra kosong yang jauh dari keberkahan. Kadang pula ada orang yang datang ke majelis ilmu tertentu semata supaya rezeki dilancarkan, bukan benar-benar beradab terhadap ilmu yang diajarkan.

Begitupun penetapan hukum suatu perbuatan tidak bersandar kepada syariah. Liberalisme sebagai anak dari sekularisme menjadikan manusia mengagungkan kebebasan berperilaku. Suatu perbuatan kadang dianggap boleh karena ada manfaat yang terkandung di dalamnya, terlepas dari standar halal dan haram. Begittupun ketika banyak orang yang melakukan suatu perbuatan, sering kali menjadikan perbuatan yang sebenarnya dibenci Tuhan justru mendapatkan legitimasi.

Terkait dengan hubungan sesama jenis ada banyak aturan Tuhan yang diabaikan. Sosok-sosok dengan penyimpangan perilaku sering kali dianggap biasa bahkan lucu pada tayangan media. Figur ini bahkan ditonton anak-anak kecil semisal di kartun Up*n dan Ip*n. Perilaku ini menjadi biasa di tengah masyarakat.

Pemisahan tempat tidur anak sejak usia tujuh tahun kadang tidak dilaksanakan karena ketidaktahuan maupun ketidakmampuan ekonomi. Bahkan ada sekolah berasrama berlabel agama yang tidak melaksanakan pemisahan tempat tidur.

Perintah untuk menjaga pandangan sering tak terlaksana akibat sejumlah hal. Ada orang yang minim sentuhan agama karena sekolah umum yang hanya mengajarkanku agama sebatas ibadah ritual semata. Ada orang-orang yang tumbuh di lingkungan keluarga sekuler dimana pornografi dan pornoaksi adalah perkara biasa. Keadaan diperparah oleh regulasi terkait teknologi informasi yang permisif terhadap konten-konten menyimpang.

Di sisi lain kehidupan bermasyarakat saat ini cenderung individualis dan permisif. Bertetangga semata karena rumah yang berdampingan namun tidak ada saling peduli. Lebih jauh lagi, amar ma’ruf nahi munkar yang diperintahkan Tuhan sangat sulit untuk dilaksanakan.

Kondisi ini diperparah dengan berbagai serangan budaya dari luar negeri yang menyasar rakyat negeri ini. Program Pembangunan PBB (UNDP) merilis program BLIA-2 yang bertujuan memperjuangkan hak-hak LGBT di Asia. Salah satu dari empat negara yang disasar adalah Indonesia. Program yang didukung USAID ini berdanakan 8 juta dolar AS. Selanjutnya ada pula drama-drama Korea yang digemari banyak remaja saat ini yang bergenre BL atau Boys Love, sebuah istilah untuk menyebut hubungan percintaan sesama jenis. Jarak antara drama-drama ini dengan rakyat hanya sejauh kuota data dan klik di gawai mereka.

Akan berbeda ceritanya ketika sekularisme ditinggalkan dan Islam diterapkan. Suatu perbuatan disebut baik ataupun buruk berdasarkan aturan Tuhan. Perbuatan baru boleh dilakukan selama tidak melanggar aturan Tuhan.

Kehidupan di berbagai lini menjadikan aturan Tuhan sebagai pemutus berbagai perkara. Pemerintah akan menetapkan aturan yang menjaga rakyat agar tetap berada pada fitrahnya sebagai manusia. Rakyat akan diarahkan untuk melaksanakan aturan yang menjauhkan mereka dari normalisasi penyimpangan naluri seksual.

Masyarakat akan saling menjaga diantara mereka. Pemahaman bahwa masyarakat itu ibarat sebuah kapal akan menancap kuat di benak mereka. Ketika ada pelanggaran, yang diumpamakan seperti melubangi kapal di bagian bawah, yang lain akan segera mengingatkan. Hal ini agar kapal tidak tenggelam; agar tidak terbentuk masyarakat yang rusak. Terlebih penyimpangan naluri seksual ini berpeluang untuk menular.

Begitupun individu rakyat akan berusaha menyelaraskan setiap perbuatan dengan aturan Tuhan. Mereka memahami bahwa setiap atuan yang diberikan Tuhan agar mereka bisa menjalani hidup sebagai manusia yang utuh. Keselamatan dunia akhirat menjadi taruhan ketika melaksanakan suatu perbuatan.

Demikianlah tidak ada pilihan lain untuk menghentikan penularan penyimpangan naluri seksual selain menanggalkan sekularisme-liberalisme. Hanya aturan Tuhan yang dijamin sebagai rahmat bagi semesta Islam.

 

Tags: PBBSesama JenisUmmu WildanUNDP
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA