BARABAI – Beberapa hari terakhir, banyak warga di Hulu Sungai Tengah (HST) mengeluhkan sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite. Kondisi ini mengakibatkan antrean yang mengular di masing-masing stasiun pengisian bahan bakar (SPBU).
Menurut pantauan di lapangan, dari SPBU yang ada di Durian Gantang, Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS), SPBU Sungai Rangas (LAS), hingga SPBU Kapuh di Kecamatan Haruyan, didapati banyak antrean yang terjadi.
“Makin sulitnya mendapatkan pertalite memang dipicu dihapusnya distribusi BBM jenis premium bersubsidi oleh pemerintah, jadi saat ini banyak pengecer yang melangsir pertalite untuk dijual kembali,” kata warga Barabai bernama Udin, Rabu (23/11).
Ia juga terpaksa membeli di luar SPBU untuk mengisi BBM sepeda motornya dengan harga lebih mahal. Sebab kalau mengantre, tentu akan membutuhkan waktu yang cukup lama, sementara masih ada keperluan lain yang mendesak untuk dilakukan.
Ia berharap, distribusi pertalite dapat terjaga dan merata sehingga bisa dirasakan manfaatnya untuk masyarakat kecil, dan dilakukan kembali pengawasan serta penegakan aturan agar pembelian di SPBU dapat sesuai ketentuan.
Alasan kesulitan memperoleh pertalite juga dibenarkan petugas SPBU, yang menginformasikan kekurangan persediaan disebabkan keterlambatan pengiriman BBM dari Pertamina.
“Kita sebenarnya tidak masalah kalau harganya naik, namun persedian Pertalite bisa mencukupi. Mengecewakan juga saat giliran kita di isi, ternyata Pertalitenya sudah habis,” kata warga Barabai bernama Arif.
Menurutnya, saat ini ia terpaksa menggunakan Pertamax untuk mengisi BBM kendaraan bermotornya agar tidak lama mengantre, walaupun harganya juga lebih tinggi dari Pertalite.
Ia juga bukan merasa orang paling mampu, namun penggunaan Pertamax dirasa lebih baik untuk kualitas BBM kendaraan bermotor, serta kalau dibandingkan harga mengisi Pertalite di pengecer dengan beli Pertamax di SPBU, cuma selisih kurang lebih Rp 2 ribu.
“Sebagai warga, tentu kita ingin BBM bersubsidi tepat sasaran. Niat pemerintah baik dengan adanya BBM bersubsidi, tapi kalau diborong mereka yang melangsir semua tanpa ada pengawasan tentu jadi salah sasaran,” pungkasnya. ant