
Kenaikan harga BBM sebagai imbas kenaikan harga minyak dunia telah terealisasi di Indonesia. Per 3 September 2022, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM dengan rincian Pertalite naik dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter, solar subisidi dari Rp 5.150/liter menjadi Rp 6.800/liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.500/liter. Keputusan ini diambil di tengah simalakama pilihan antara memperlebar ruang fiskal APBN yang semakin tergerus pengeluaran subsidi BBM atau menjaga inflasi yang merupakan variabel penentu daya beli masyarakat.
Inflasi Bulan Kemerdekaan
Sebelum mengulik dampak kenaikan BBM, ada baiknya sedikit kilas balik merunut inflasi ke bulan kemerdekaan yang bertepatan dengan satu bulan sebelum diumumkannya kenaikan BBM. Badan Pusat Statistik merilis inflasi Agustus 2022 yang nilainya justru negatif atau istilah lainnya adalah deflasi. Pada Agustus 2022 secara month to month terjadi deflasi sebesar 0,21 persen. Beberapa komponen pengeluaran yang tercatat mengalami deflasi adalah pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau; transportasi; serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Tidak ada yang aneh dari kondisi ini karena deflasi secara bulanan adalah kondisi yang lumrah terjadi karena pengaruh supply. Pola musiman panen produksi hortikultura seperti cabai merah dan bawang merah yang tergabung dalam kelompok makanan dan minuman mengalami deflasi terdalam yaitu sebesar minus 1,8 persen.
Meskipun secara month to month terjadi deflasi, namun sejatinya posisi inflasi pada bulan Agustus masih berada di atas 4 persen secara year on year. Dengan inflasi Agustus sebesar 4,69 persen secara year on year berarti pada posisi bulan kemerdekaan yang ke-77 di tahun 2022 ini inflasi masih berada di atas target pemerintah yang batas atasnya adalah 4 persen (target inflasi pemerintah 2022 adalah 3 plus minus 1 persen).
Inflasi Agustus ini melanjutkan series inflasi di atas 4 persen yang terjadi sejak Juni 2022. Inflasi Juni 2022 yang sebesar 4,35 persen bahkan di atas inflasi April dan Mei yang di dalamnya memuat momen Ramadhan dan Idul Fitri. Pada kedua bulan tersebut, inflasi year on year masih di bawah 4 persen yaitu sebesar 3,47 persen dan 3,55 persen.
Memperkuat Daya Beli
Indonesia tidak mengalami inflasi yang menanjak sendirian. Sebagai catatan, pada Januari 2022 IMF memproyeksikan inflasi negara-negara berkembang berada pada posisi 5,9 persen dan negara-negara maju di angka 3,9 persen. Selanjutnya pada April 2022 IMF merevisi naik proyeksi nya masing-masing untuk negara berkembang sebesar 8,7 persen dan 5,7 persen untuk negara maju. IMF telah memberikan insight bahwa ada ancaman inflasi yang meningkat hingga akhir tahun secara global.
Pada periode September 2022, Badan Pusat Statistik kembali merilis angka inflasi. Inflasi September secara year on year mencapai 5,95 persen. Sudah dapat ditebak penyumbang utama inflasi September adalah pada kelompok transportasi. Kelompok transportasi mengalami inflasi bahkan hingga dua digit mencapai 16,01 persen.
Kondisi inflasi yang terus meningkat termasuk akibat peningkatan harga BBM dapat menjadi ancaman bagi pelemahan daya beli masyarakat. Hingga saat ini Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 51,47 persen masih ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga. Daya beli yang melemah sangat berpotensi mengoreksi pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal II 2022 tadi tumbuh sebesar 5,44 persen. Ringkasnya, inflasi yang meningkat dapat menggerogoti pertumbuhan ekonomi yang telah pulih ke performa sebelum pandemi.
Terhadap ancaman pelemahan daya beli, tentunya pemerintah telah menyiapkan piranti yang menjadi bantalannya. Pengalihan subsidi BBM disiapkan untuk mensupport pengeluaran masyarakat bawah yang memang selayaknya mendapat bantuan dari pemerintah. Namun hendaknya pemerintah menyadari bahwa shifting semacam ini tidak menjadikan bantuan tersebut bernilai produktif karena hanya bertahan dalam jangka pendek. Apalagi kondisi windfall atau rezeki nomplok yang mengalir ke pendapatan negara juga merupakan kondisi yang tidak bisa diprediksi akan bertahan sampai kapan. Surplus neraca perdagangan memang masih terjadi namun pada periode Juli 2022 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yaitu Juni 2022 yang mencapai 5,15 juta US$. Surplus neraca perdagangan Juli 2022 yang sebesar 4,22 juta US$ menjadi lampu kuning bagi pendapatan negara.
Produktivitas: Kunci ketangguhan
Produktivitas bantuan adalah kata kunci dari kesuksesan pemerintah mengalihkan subsidi BBM. Prioritas bantuan ke sektor pertanian (khususnya subsektor tanaman pangan dan perikanan) adalah salah satu alternatif yang layak untuk dipertimbangkan. Mengapa ke pertanian? Karena pertanian tidak hanya menyumbang 12,98 persen atau peringkat ketiga terhadap kue ekonomi nasional (PDB) setelah sektor industri dan sektor pertambangan namun juga menjadi tumpuan nafkah bagi 29,96 persen tenaga kerja di Indonesia. Sektor pertanian mendominasi serapan tenaga kerja di Indonesia, sekitar sepertiga tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian. Selain itu, stigma bahwa pertanian merupakan kantong kemiskinan juga dikuantifikasikan melalui angka 46,30 persen penduduk miskin yang bekerja di sektor ini. Swasembada beras yang membuat IRRI memberikan penghargaan kepada Indonesia turut meramaikan HUT proklamasi kemerdekaan yang ke-77. Oleh karena itu tidak berlebihan jika petani yang merupakan pahlawan tanpa mengenal WFH di masa pandemi ini diberikan apresiasi.
Produktivitas bantuan juga dapat diperoleh dengan menstimulus human capital, yaitu pendidikan. Saat ini tenaga kerja di Indonesia didominasi oleh penduduk dengan pendidikan SD ke bawah (39,1 persen). Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan agar dapat mengelola sumber daya alam nasional yang menjadi mesin ekonomi. Bonus demografi yang saat ini tengah dialami oleh bangsa Indonesia harus dimanfaatkan agar benar-benar menjadi bonus, bukan sebaliknya malah menjadi ‘zonk’ demografi. Peningkatan kualitas pendidikan diharapkan dapat menjadi booster kesejahteraan agar ekonomi yang telah memperoleh ketangguhannya dapat bertahan meskipun badai inflasi mengancam di depan mata.