BANJARMASIN – Keberhasilan pengelolaan kebun urban dengan sistem hidroponik dalam budidaya sayur di Kebun Sehat Kelompok I dan II di bawah binaan Pemkot Banjarmasin dan Baznas Provinsi Kalsel, meraih atensi.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Noor Achmad didampingi Wakil Ketua Baznas Provinsi Kalsel, HM Syarbani Haira mengunjungi Kebun Sehat Kelompok I dan II di Jalan Jahri Saleh, Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin, Kamis (13/10).
Kekaguman Noor Achmad bersama rombongan karena keberhasilan Kebun Sehat yang menghasilkan produk perkebunan alami dari teknik budidaya tanaman dengan menggunakan media pipa dan air mengalir itu.
“Tanaman sayur mayur yang ada di Kebun Sehat ini telah berhasil dikerjakan para emak-emak secara mandiri,” puji Ketua Baznas RI, Noor Achmad saat berada di Kebun Sehat Kelompok I dan II, seperti dikutip jejakrekam.com.
Dia mengakui modal awal pembangunan Kebun Sehat di Komplek Jahri Saleh ini bersumber dari dana zakat yang disalurkan Baznas Kota Banjarmasin dan Baznas Provinsi Kalsel.
“Dari dana zakat warga yang mampu itu dikumpulkan Baznas dan kemudian disalurkan bukan dalam bentuk uang tunai, tapi berupa modal usaha. Terbukti, Kebun Sehat Kelompok I dan II ini berhasil mengembangkannya,” ucap Noor Achmad.
Sementara, Ketua Kelompok I Kebun Sehat Jahri Saleh, Hamdanah mengakui gembira dengan kunjungan Ketua Baznas RI ke kebunnya.
Hamdanah dan kelompoknya memulai kebun sayur hidroponik ini pada 2018. Dalam kebun yang dikelilingi jaring peneduh dengan konstruksi rangka almunium ini berdiri di atas lahan seluas 20×20 meter, bekas penampungan sampah di komplek perumahan itu.
Di dalam kebun itu, ditanam berbagai sayur bernilai ekonomis tinggi di pasaran seperti daun seledri (daun sop), pakcoy, selada hingga selada merah.
“Kami sengaja menggunakan teknologi hidroponik karena tingkat keberhasilan dan masa panennya lebih cepat dibandingkan media tanah,” ucap Hamdanah.
Menurut dia, dari hasil perkebunan hidroponik itu yang berawal dari dana zakat sebagai modal telah berhasil menghidupkan perekonomian beberapa kepala keluarga di kawasan Jalan Jahri Saleh.
Dia mengungkapkan ada dua kelompok yang mengelola Kebun Sehat bantuan dari Baznas. Yakni, kelompok I dan kelompok II, masing-msing terdiri 10 orang dalam setiap kelompok.
“Semua anggota kelompok Kebun Sehat ini merupakan single parent (orangtua tunggal),” kata Hamdanah.
Menurut dia, dengan teknologi hidroponik, berbagai jenis sayur itu rata-rata hanya butuh 40 hari untuk bisa dipanen. Rata-rata omzet penjualan sayur siap panen yang didapat Hamdanah dan kawan-kawan mencapai Rp 2 juta per kelompok.
Hamdanah menjelaskan seperti daun selidri siap panen lebih mahal dijual Rp 60 ribu per kilogram. Sedangkan, daun selada hijau dan merah masing-masing Rp35 ribu per kilogram. Pakcoy lebih tinggi seharga Rp 50 ribu per kilogram.
“Untuk para pembeli sayur dari Kebun Sehat, kelompok I dan II ini sudah ada langganan. Utamanya, para pengusaha burger, warung makan dan lainnya yang tiap hari membeli ke sini,” kata Hamdanah. jjr