
BANJARBARU – Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin atau Basarnas secara manual dan menggunakan tiga mesin air alkon, berupaya mencari korban longsor tambang emas di Desa Buluh Kuning, Kecamatan Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru.
“Petugas terpaksa secara manual, karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin Al Amrad di Banjarbaru, Rabu (28/9).
Ia menjelaskan, mesin air alkon digunakan untuk mengikis tanah yang diperkirakan menimbun para korban, yang belum ditemukan hingga saat ini.
Berdasarkan laporan masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya, ada tersisa lima korban yang belum ditemukan dari total 17 orang di lokasi pertambangan emas rakyat itu saat kejadian.
Memasuki hari kedua pencarian, sudah ditemukan 12 orang, enam selamat dan enam lainnya meninggal dunia.
Amrad pun menginstruksikan petugas SAR gabungan bisa lebih bersabar dalam proses pencarian, mengingat sulitnya medan dan keterbatasan alat yang hanya mengandalkan sistem manual.
“Bagi masyarakat dan pihak keluarga juga diimbau tidak mendekat ke lokasi, karena rawan terjadi longsor susulan,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, bencana longsor tambang emas di Desa Buluh Kuning, Kecamatan Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru terjadi pada Senin (26/9) malam pukul 23.00 Wita. Basarnas telah mengerahkan dua tim dari Pos SAR Kotabaru dan Unit Siaga SAR Batulicin bergabung dengan BPBD Kotabaru dibantu TNI-Polri.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotabaru Hendra Indraya menjelaskan, pihaknya baru mendapat kabar kejadian tersebut pada Senin (26/9) malam sekitar pukul 23.00 Wita.
Menurutnya, lokasi kejadian jauh dari pusat perkotaan Kotabaru, sehingga akses menuju ke tempat kejadian terbilang cukup sulit, karena tak bisa dilintasi mobil.
“Kalau menggunakan sepeda motor trail, dapat ditempuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan. Sementara, kalau berjalan kaki butuh waktu sekitar 4-5 jam baru bisa sampai ke titik lokasi longsor,” katanya.
Ia berharap, delapan orang yang masih dalam tahap pencarian bisa ditemukan dan segera dievakuasi. “Tim gabungan akan berupaya maksimal agar para korban bisa ditemukan dengan selamat,” pungkas Hendra.
Polda Tertibkan Tambang Ilegal

BANJARMASIN – Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) menertibkan tambang ilegal, setelah peristiwa longsornya galian emas rakyat di Desa Buluh Kuning, Kecamatan Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru, Senin (26/9).
“Pasti kami tertibkan semuanya bagi yang terbukti ilegal, agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol M Rifai, Rabu (28/9).
Saat ditanya apakah tambang yang longsor tidak berizin resmi, Rifai mengaku belum mengetahui secara pasti.
Untuk itulah, tim khusus Polda Kalsel yang dikerahkan ditugaskan mengecek seluruh wilayah di kabupaten, terkait keberadaan tambang tanpa izin yang mungkin beroperasi.
“Khusus kejadian di Kotabaru, nanti Polres setempat yang cek. Kalau memang ilegal pasti ditertibkan,” tegasnya.
Menurutnya, terkait penertiban, juga akan dibicarakan dengan pemerintah daerah setempat, agar setiap langkah yang diambil tidak menimbulkan gejolak baru yang tak perlu.
“Suasana yang kondusif tentunya menjadi pertimbangan lain. Namun yang pasti saat ini fokus tim di lapangan, yaitu melakukan evakuasi pencarian korban yang tersisa terlebih dahulu,” jelasnya.
Atas perintah Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto, Direktorat Sabhara dan Satuan Brimob turut diterjunkan membantu proses pencarian, guna mempertebal personel tim SAR gabungan di Polres Kotabaru.
“Medannya memang sangat sulit, karena alat berat tidak bisa masuk dengan jarak tempuh yang jauh dari desa terdekat. Makanya, penambahan personel diperlukan untuk melakukan pencarian secara manual,” ujarnya. ant/yos