JAKARTA – Pemimpin Redaksi Narasi Zen RS mengungkapkan, setidaknya ada 11 kru redaksi Narasi diretas secara serentak, Minggu (25/9).
Peretasan itu terjadi pada sejumlah platform media sosial (medsos) milik kru Narasi, mulai dari Instagram hingga WhatsApp.
“Belasan awak redaksi Narasi menghadapi usaha peretasan secara serentak. Usaha peretasan itu menyasar beragam platform yang digunakan, dari Facebook dan Instagram hingga Telegram dan Whatsapp,” katanya, Minggu (25/9).
Ia menjelaskan, kronologi peretasan pertama kali diketahui pada Sabtu (24/9), ketika seseorang produser Narasi Jay Akbar menerima pesan yang berisi sejumlah tautan pada pukul 15.29 WIB.
Meskipun Jay tidak membuka satu pun tautan dalam pesan singkat, namun hampir sekitar 10 detik setelah pesan singkat itu dibaca, ia telah kehilangan kendali atas akun WhatsApp.
Hingga kini, bukan hanya akun Whatsapp saja yang belum bisa diakses Jay, bahkan nomor teleponnya sendiri belum bisa dikuasai.
“Sejak saat itu hingga dua jam berikutnya, satu per satu usaha meretas akun-akun media sosial awak redaksi terjadi,” ujarnya.
Zen mengatakan, setelah dilakukan pengecekan pada semua perangkat milik awak redaksi pada Minggu (25/9) pagi, usaha peretasan ternyata sudah berlangsung sejak sehari sebelumnya.
Setidaknya sejak Jumat (23/9) sore, sebanyak tiga akun Telegram awak redaksi Narasi sudah berusaha diretas. Sedangkan salah satu di antaranya berhasil masuk.
Sejauh ini, ia mencatat sudah ada 11 usaha peretasan yang terjadi pada Tim Redaksi Narasi, mulai dari pemimpin redaksi, manajer, produser, hingga reporter.
“Telegram dan Facebook menjadi dua platform yang paling banyak mengalami usaha peretasan, beberapa berhasil masuk ke akun Telegram dan Facebook walau kini sudah berhasil dikuasai kembali. Kami belum tahu apakah ini terkait kerja-kerja jurnalistik yang kami lakukan atau bukan, tapi cukup jelas usaha peretasan ini dilakukan secara serentak, sehingga berpola dan berasal dari pelaku yang kemungkinan besar sama,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, mayoritas usaha peretasan berasal dari IP Address dan perangkat yang identik. Hasil pemeriksaan internal yang pihaknya lakukan, menemukan IP Address tersebut menggunakan salah satu ISP lokal.
Ia mengimbau, apabila ada yang merasa dihubungi oleh awak redaksi Narasi, dan meminta hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kerja-kerja jurnalistik, diminta untuk diabaikan.
“Langkah-langkah pencegahan dan respons lainnya yang relevan sudah, sedang, dan akan kami lakukan,” katanya.
Zen meminta pihak-pihak terkait termasuk provider dan platform, bersedia membantu Narasi menelisik rentetan kejadian ini. web