Jumat, Juli 11, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Generasi Muda Diyakini Lebih Terbuka pada Kompor Listrik

by matabanua
21 September 2022
in Ekonomi & Bisnis
0

JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir yakin generasi muda akan lebih terbuka terhadap pemanfaatan kompor listrik, dikarenakan adanya perubahan gaya hidup menuju ecolifestyle.

“Saya yakin, generasi muda akan lebih terbuka terhadap kompor listrik karena lebih mudah digunakan,” ujarnya, Rabu (21/9).

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\7\7\master 7.jpg

Rumah Subsidi 18 Meterpersegi Batal Dibangun

10 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\7\7\hal 7 - 2 kklm (KIRI).jpg

Harga Beras Mahal, Cabai Makin Pedas

10 Juli 2025
Load More

Ia melihat, saat ini terjadi perubahan tren gaya hidup generasi muda. “Saat ini terdapat tren gaya hidup. Generasi muda hidup sendiri atau berdua dengan pasangannya di apartemen,” katanya.

Kementerian BUMN dan PLN telah mendorong program kompor listrik di apartemen dan rumah, yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan BUMN.

“Apakah masyarakat lebih luas menginginkan kompor listrik? Hal itu sah-sah saja karena bagian daripada ecolifestyle,” katanya.

Terkait dengan kompor gas LPG, Erick mengatakan pemerintah tidak mungkin langsung menghapuskannya. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang berada di bawah, seperti pedagang asongan yang harus bergantung pada bahan bakar gas.

Infrastruktur serta ekosistem gas LPG saat ini, seperti agen gas LPG dan sebagainya yang sudah terbangun sejak lama, juga tidak boleh langsung dimatikan, karena merupakan bagian daripada ekonomi Indonesia.

Maka dari itu, terdapat upaya melakukan konversi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) melalui proses gasifikasi.

“Transisi ini yang perlu kita jaga, agar terdapat keseimbangan antara gas LPG, DME, dan kompor listrik,” ujarnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dari per kilogram gas LPG yang dikonversi ke kompor listrik, terdapat penghematan biaya sekitar Rp 8.000 per kg gas.

“Tentu saja dengan adanya potensi penghematan ini, diharapkan dapat mengubah dari yang tadinya menggunakan energi impor menjadi energi domestik,” katanya.

Selain itu, program kompor listrik juga diharapkan dapat mengubah energi yang mahal menjadi energi yang murah, sehingga terjangkau semua kalangan.

Untuk itulah, PLN mendukung program kompor listrik dengan mempertimbangkan suatu keseimbangan, yang merupakan masukan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). ant

 

 

Tags: BUMNErick ThohirKompor ListrikMenteri BUMN
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA