
Rakor dibuka secara resmi oleh kepala badan koordinasi keluarga berencana nasional (BKKBN) pusat Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG. Turut berhadir Wakil Gubernur Kalsel Huhidin, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel, Pimpinan SOPD serta pimpinan lembaga dan instansi terkait lingkup Pemprov Kalsel.
Seperti yang disampaikan Gubernur Kalsel H Sahbirin dalam sambutannya, dalam menurunkan angka prevalensi stunting, pemerintahan provinsi bersama pemerintah kabupaten / kota terus berupaya melakukan penanganan stunting dari hulu hingga ke hilir.
“Dari angka stunting Kalsel yang dibawah angka rata – rata nasional, dimana berdasarkan data SSGBI tahun 2019, angka stunting nasional sebesar 26,67%, sedangkan angka balita stunting di Kalsel sebesar 31,75%,” kata Gunernur Kalsel dalam sambutannya.
Sementara itu Wakil Bupati Tapin H Syafrudin Noor mengatakan, dalam penurunan angka prevalensi stunting pemerintah kabupaten Tapin telah melaksanakan 8 aksi konvergensi stunting melalui rembuk stunting bersama lembaga pemerintah, lembaga swasta serta dunia usaha.
Rembuk stunting bersama lintas sektor terkait bertujuan, untuk menurunkan angka prevalensi stunting dengan cara meningkatkan gizi anak – anak terutama menjaga kesehatan ibu hamil.
“Tidak hanya SOPD terkait, termasuk dunia usaha diharapkan dapat berkontribusi membantu kesejahteraan masyarakatnya dengan ikut memberikan makanan tambahan untuk bayi, balita, anak – anak dan ibu hamil,” ujarnya.
Ditambahkan H Syafrudin Noor, dengan melibatkan semua pihak, baik lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah, dunia usaha dan lapisan masyarakat, diharapkan bersama – sama dapat meningkatan drajat kesehatan masyarakat.
Untuk diketahui ditahun 2022 terdapat 25 Lokus Stunting di kabupaten Tapin dan ditahun 2023 lokus stunting di perbanyak menjadi 75 desa dan kelurahan, dari 135 desa dan kelurahan yang ada di Tapin.
Untuk diketahui pula, berdasarkan laporan status gizi Indonesia, prevalensi balita stunting di kabupaten Tapin sebesar 33,5% atau nomor 2 tertinggi di Kalsel dari angka prevalensi di Kalsel sebesar 30 sampai 39%. Sesuai keinginan Bupati Tapin, kita ingin upaya percepatan pencapaian target prevalensi stunting sesuai RPJM tahun 2020 s/d 2024 menjadi sebesar 14%.{{her/mb03]}