Oleh: Nurul Jannah*
Pada tanggal 14 Agustus 2022, Kalimantan Selatan memperingati ulang tahun yang yang ke 72. Tema hari jadi Kalsel tahun ini adalah Batiti Adat Banua Harat, Basuluh Iman Banua Tarang. Makna Batiti Adat artinya berjalan bersama dengan adat. Banua Harat artinya Kalimantan Selatan hebat. Basaluh Iman artinya penerang (obor) iman dan Banua Tarang artinya Kalimantan Selatang terang atau bercahaya.
Simbol hari jadi Kalsel sendiri memiliki makna yang cukup apik. Angka 72 membentuk pola dinamis yang bermakna Provinsi Kalimantan Selatan penuh semangat dan selalu bergerak mengikuti perkembangan zaman. Khususnya, dalam mempersiapkan Kalimantan Selatan sebagai provinsi penyangga Ibu Kota Negara (IKN). Perpaduan ornamen khas Kalimantan Selatan, Musik Panting, Jukung Tambarangan, Intan serta Sasirangan mempresentasikan kearifan lokal yang dimiliki Kalimantan Selatan. Warna hijau melambangkan kesuburan dan kedamaian yang ada di Kalimantan Selatan, Warna Jingga memilik makna kehangatan dari masyarakat Kalimantan Selatan dan Warna Biru mempresentasikan rasa percaya diri dalam menyongsong masa depan. Secara keseluruhan, adanya harapan Kalsel untuk meningkatkan perekonomian yang lebih baik di masa mendatang.
Menurut Data BPS, aktivitas Perekonomian Kalimantan Selatan di triwulan II tahun 2022 tumbuh 5,81 persen dibandingkan tahun 2021. Struktur ekonomi Kalsel di triwulan II ini masih ditopang 26,22 persen oleh sektor pertambangan, 13,04 persen oleh sektor pertanian, 12,50 persen dari sektor industri pengolahan dan 9,90 persen dari sektor perdagangan. Pertambangan batubara masih menjadi penopang utama roda perekonomian di Kalsel. Perlu upaya konkret untuk mengembangkan sektor lain dalam upaya untuk melakukan perubahan struktur ekonomi yang ada di Kalsel, dengan memaksimalkan sumber yang baru untuk perekonomian.
Pemindahan IKN ke Kaltim membuat Kalsel sebagai Daerah Penyangga berpeluang mendongkrak Perekonomian Daerah. Salah satu fokusnya yaitu penguatan sektor Industri pengolahan yang akan memberikan multiplier effect. Pemerintah Provinsi Kalsel mendorong percepatan proses hilirisasi industri untuk meningkatkan tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah. Hal tersebut didukung dengan sumber daya alam (SDA) yang saat ini sudah diusahakan disektor hulu dan akan dikembangkan hilirisasinya agar menghasilkan nilai tambah. Penguatan industri pengolahan dapat dilakukan dengan hilirisasi industri berbasis karet, kelapa sawit, mineral logam dan batu bara.
Komoditas Karet salah satunya. Saat ini, pemanfaatan karet di Kalsel saat hanya diolah menjadi crumb rubber SIR 20. Padahal, apabila diolah lebih lanjut, selain bisa dikembangkan menjadi bahan baku produksi ban dan sarung tangan lateks, produk karet ini juga bisa untuk karpet ternak dan aspal karet atau bahan campuran aspal yang akan meningkatkan nilai jual.
Selain itu, HIlirisasi kelapa sawit di Kalsel saat ini juga membuka peluang besar dalam rangka mendongkrak perekonomian di Kalsel. Hal ini terlihat dari beroperasinya pabrik biodiesel di Tanah Bumbu, milik PT Jhonlin Agro Raya (JAR) dan merupakan pabrik biodiesel pertama di Kalimantan yang melakukan industrialisasi minyak sawit ke turunan produk lainnya. Selain itu, PT JAR juga mengembangkan pabrik minyak goreng yang bakal mengolah 250 ton bahan baku per hari dan mampu menghasilkan 160 ton minyak goreng per hari. Diharapkan adanya pabrik ini membantu meningkatkan perekonomian dari hulu sampai hilir dalam agro industri sawit.
Pada komoditas batubara, Hilirisasi batubara sejalan dengan pertumbuhan industri yang menuntut optimalisasi pemanfaatannya untuk bahan baku energi dan industri melalui peningkatan nilai tambah batubara. Hilirisasi batubara menjadi DME (Dimethyl Ether) dari metanol menjadi salah satu alternatif untuk mensubstitusi LPG, mendukung upaya pemerintah guna mengurangi impor LPG dan meningkatkan ketahanan energi. Peningkatan kebutuhan metanol yang merupakan hilirisasi dari Batubara ini merupakan peluang yang harus didukung yang peluangnya sudah ada pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mekar Putih Kotabaru.
HIlirisasi batubara juga bisa menjadi pupuk yang diolah menjadi amoniak. Pupuk berbahan baku batu bara merupakan salah satu hilirisasi yang dinilai ramah lingkungan, karena dapat menahan eksploitasi batu bara dalam jumlah yang besar. Pupuk berbahan baku batubara ini sudah diujicobakan di Kalsel pada komoditas jagung dan kelapa sawit yang sudah terbukti meningkat produktivitasnya, dengan hasil lapangan yang menunjukkan peningkatan pada jagung sebanyak 46,15 persen dan kelapa sawit sebanyak 33,33 persen.
Kalsel juga saat ini sedang dalam tahapan mengembangkan hilirisasi mineral di di Tanah Bumbu yaitu dengan pembangunan smelter nikel PT Anugerah Cakrawala (ABC) yang lokasinya satu kawasan dengan pabrik biodiesel milik PT JAR yang diresmikan oleh presiden Joko Widodo tahun 2021 yang lalu.
Adanya berbagai hilirisasi industry ini tentu akan membuka lapangan usaha baru sejalan dengan tingginya permintaan tenaga kerja di industri tersebut. Tentunya hal ini membawa angin segar bagi perekonomian kalsel kedepannya. Semoga Kalsel semakin bersinar di masa mendatang seiring dengan bertambahnya usia.