
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut, ada tiga orang tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Mahfud tak menyebut siapa tersangka ketiga. Sejauh ini,kepolisian baru menetapkan dua orang tersangka, yaitu Bharada Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E dan Brigadir Ricky.
“Tersangkanya sudah tiga. Tiga itu bisa berkembang dan pasalnya itu 338, 340 yang baru ya, pembunuhan berencana,” kata Mahfud di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/8), seperti dikutip cnnindonesia.com.
Ketika dikonfirmasi lagi terkait nama tersangka ketiga, Mahfud belum membalas pesan singkat dari cnnindonesia.com.
Ia menjelaskan penanganan kasus Brigadir J sudah dalam jalur yang tepat. Dia menyebut ada kemungkinan pembongkaran aktor intelektual dalam waktu dekat.
“Saya kira yang dilakukan kapolri itu tahapan-tahapannya dan kecepatannya cukup lumayan, tidak jelek banget,” ucapnya.
Sementara, Kepala Bareskrim Agus Adrianto mengatakan ihwal tiga tersangka baru bisa dipastikan dalam jumpa pers Selasa (9/8) atau hari ini. “Tunggu ekspose besok ya,” ujarnya.
Sebelumnya, kepolisian mengusut kematian Brigadir J di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Ferdy Sambo. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini.
Untuk sementara, kepolisian telah mengumumkan dua orang tersangka, yaitu Bharada E dan Brigadir Ricky. Kepolisian masih terus memproses kasus ini, termasuk menunggu hasil autopsi ulang Brigadir J.
Pada bagian lain, Mahfud MD menyebut semua narasi tentang penyebab kematian Brigadir J kini sudah terbalik.
Mulanya, Polri menyebut Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo. Namun, menurut Mahfud itu semua hanya cerita yang dibuat-buat atau diskenariokan.
“Nah itulah, karena berkat Anda semua, berkat NGO, berkat kesungguhan Polri, berkat arahan Presiden yang tegas, jadi yang dulu semua diskenariokan sudah terbalik. Dulu kan katanya tembak menembak sekarang enggak ada tembak menembak, yang ada sekarang pembunuhan,” kata Mahfud.
Mahfud mengatakan penyebab kematian Brigadir J kian terlihat jelas. Semakin banyak personel kepolisian yang diperiksa bahkan hingga dimutasi demi kelancaran pemeriksaan.
Menurutnya, langkah Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo sudah terukur dalam menangani kasus ini. Mahfud mengatakan Presiden Joko Widodo juga ingin kasus ini diselesaikan secepatnya.
“Sesudah dilacak lagi siapa aja yang terlibat mulai menyentuh banyak orang, kan sudah mulai terbuka dan Kapolri kan sudah jelas ya langkah langkahnya sudah terukur dan bisa dipertanggungjawabkan menurut saya untuk kebaikan Polri ke depan,” kata dia.
Mahfud menyebut kasus kematian Brigadir J bisa saja berujung tak diketahui siapa pelakunya atau sering disebut dark number. Menurut dia, itu bisa terjadi jika kepolisian tak mengusut ulang.
Akan tetapi, kini fakta-fakta yang sebenarnya mulai terungkap. Tersangka pun sudah ada dua dan Polri belum berhenti melakukan pemeriksaan.
Seperti diketahui, Polri telah melakukan autopsi ulang pada jenazah Brigadir J. Tim khusus pun dibentuk. Sebanyak 25 personel sudah diperiksa terkait ketidakprofesionalan dalam menangani kematian Brigadir J. Dan, 15 personel di antaranya telah dimutasi. web