Oleh: Nor Aniyah, S.Pd
Beberapa waktu terakhir publik dikejutkan dengan berbagai tingkah dari kawula muda. Di antaranya kasus bullying yang menimpa bocah SD di Tasikmalaya. Korban mengalami depresi hingga sakit keras dan akhirnya meninggal usai dipaksa menyetubuhi kucing oleh teman sebayanya (detik.com).
Kemudian publik juga dikejutkan dengan mewabahnya racun Citayam Fashion Week (CFW). Terlepas dari masalah kreativitas anak muda, fenomena CFW ini menampilkan gambaran pemuda yang krisis jadi diri. Bahkan niat shalat saja tidak hapal, korban kemiskinan sistemik dan gaya hidup liberal. Bahkan yang mengerikan adalah munculnya bibit-bibit L68T.
Sederet fenomena baru ini sebenarnya semakin menunjukkan corak cara pandang kehidupan yang diadopsi masyarakat sekarang. Kasus bullying ekstrem dan di luar nalar yang terjadi di kasus Tasikmalaya dan mewabahnya racun Citayam Fashion Week (CFW) adalah bukti nyata perusakan dan pembajakan potensi generasi terjadi sistemik, sedangkan negara hanya membuat kebijakan dan pernyataan normative, tidak ada peran negara yang disebutkan.
Kehidupan yang sekuler dan materialistik membuat para remaja yang seharusnya terikat dengan hukum Islam, malah bebas mengekspresikan diri. Alhasil perundungan, L68T, haus eksistensi menjadi viral dan menghasilkan uang menjadi cara pandang remaja sekarang.
Hari ini pemuda usia produktif di dalam sistem kapitalisme ini justru didorong menegakkan nilai-nilai budaya hidup sekuler ala Barat yang kian permisif. Pemuda terdoktrin untuk toleran terhadap gagasan-gagasan Barat yang liberal. Menerima konsep pergaulan bebas, minuman keras, hamil di luar nikah dan perilaku menyimpang. Melalui film-film dan konten merusak lainnya yang bermuatan zina yang masif dipertontonkan di berbagai saluran, para pemuda tanpa sadar mengadopsi nilai-nilai tersebut.
Selain itu, Barat melalui hegemoninya di negeri-negeri Islam telah begitu cepat bergerak memberdayakan para pemuda demi kepentingan sekularisme dan kapitalisme. Generasi muda dibajak sebagai penyokong peradaban sekuler. Dalam aspek ekonomi misalnya, banyak usia produktif, bagi sekularis dimaknai sebagai berlimpahnya angkatan kerja siap pakai yang bisa dibayar murah. Hal itu akan menarik minat investor, termasuk pemodal asing untuk masuk dengan eksplotasi sumber daya alam.
Kondisi memilukan tersebut terjadi karena negara menerapkan sistem sekuler liberal yang membiarkan hal yang merusak beredar bebas di ranah publik. Mulai dari tayangan, konten, hingga influencer-influencer sesat yang mengeksploitasi pergaulan bebas dan sejenisnya. Mereka pun tersibukkan dengan gaya hidup dan aktivitas nirfaedah. Sejatinya ini menjadi tugas negara untuk mengendalikan dan menghentikannya.
Padahal di negara-negara Barat sendiri seperti Amerika dan Eropa pada masa ini tengah berada dalam kondisi yang diselimuti oleh kesia-siaan, bunuh diri, pembunuhan, dicekam kengerian tindak kriminal, dan kegersangan jiwa serta pencarian mereka terhadap sesuatu yang mampu mengenyahkan rasa lapar yang berada dalam jiwa mereka. Dan semua itu tidak akan bisa terpenuhi kecuali oleh Islam.
Generasi muda adalah calon penerus harapan bangsa. Sepatutnya negara mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi dan pembinaan generasi. Perubahan mendasar dan menyeluruh itu menuntut pemberlakuan Islam, menutup semua pintu penyebaran nilai, aturan dan perilaku liberal. Menegakkan sistem sosial berdasarkan syariat Islam, yang bertujuan menyehatkan kehidupan sosial masyarakat.
Selain pihak internal dan masyarakat, dibutuhkan pula peran negara yang mampu mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi pembinaan generasi. Jika arah orientasi dan pembinaan generasi masih terkungkung dengan sistem sekuler kapitalisme kerusakan generasi di masa depan akan jelas semakin parah. Untuk itu perubahan mendasar dan menyeluruh menuntut pemberlakuan Islam.
Islam adalah agama yang memberikan pengaturan di setiap sendi kehidupan, pengaturan ini agar manusia taat kepada Sang Pencipta, dan juga agar manusia mampu menjadi manusia yang mampu mengelola ciptaan-Nya dengan sebaik mungkin. Islam hadir sebagai sistem kehidupan yang secara praktis terwujud dalam sebuah institusi negara, yaitu Khilafah. Keberadaan Khilafah akan mewujudkan pemikiran, perasaan, dan aturan yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat agar terikat dengan hukum syariat.
Sejatinya haram bagi negara mengambil untung dari perilaku liberal rakyat yang dilabel kreatifitas, menjadi jalan keuntungan bagi kaum kapitalis dan wajib bagi negara menutup semua celah kerusakan perilaku generasi. Tentu saja standar pemberdayaan pemuda yang benar adalah berdasarkan konsep Islam. Di dunia Islam para pemuda akan diberdayakan untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam, berguna untuk masyarakat dan mendukung tegaknya peradaban mulia. Para pemuda menjadi generasi-generasi terbaik dambaan umat, yang paham Islam kaffah. Mereka menjadi garda terdepan dalam melawan hegemoni sekularisme dan kapitalisme.
Maka untuk membentuk generasi yang cemerlang Khilafah akan memastikan tiga pihak berhasil menjalankan peran masing-masing. Pihak pertama, yaitu orang tua dan keluarga akan menanamkan prinsip-prinsip akidah Islam serta hukum syariat sehingga anak bisa membangun tujuan hidupnya yang diarahkan pada kemuliaan Islam. Pihak kedua, yaitu masyarakat dengan interaksi yang khas amar ma’ruf nahi mungkar. Tolok ukur keberhasilan dan kehagiaan adalah keridhaan Allah SWT, maka orientasi kehidupan generasi akan fokus pada aktivitas fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan.
Pihak ketiga, yaitu negara yang berperan memastikan agar setiap warga negaranya termasuk generasi muda terikat dengan hukum syariat. Maka Khilafah akan melakukan pembinaan kepada warga negaranya melalui penerapan sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan ini akan menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian (syakhsiyah) Islam. Mereka juga akan dibekali dengan ilmu pengetahuan dan ilmu teknis agar mampu mengarungi kehidupan. Sehingga akan dihasilkan generasi-generasi yang siap menjadi problem solver di tengah-tengah masyarakat.
Demikianlah, Islam telah membuat ketentuan hukum yang benar-benar sesuai dengan realitas fitrah manusia, dan adil. Maka, sungguh aneh jika ada manusia yang menolak, mengingkari, dan menentangnya. Hanya sistem Islamlah yang dapat menyelamatkan generasi dari kehancuran akal dan moral yang kian tampak nyata hari ini.[]