BANJARMASIN – Pembangunan museum oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin, sudah dilaksanakan pada sejak Juni lalu.
Museum itu diberi nama Museum Sungai Kota Banjarmasin, yang berada di kawasan Muara Kelayan, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Persisnya, di samping Siring Sungai Muara Kelayan, tak jauh dari Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Kawasan itu dipilih oleh pihak pemko karena terdapat sebuah rumah kuno khas Banjar milik warga atas nama Syarifuddin, yang lahannya dibeli pemko pada 2018 lalu.
“Saat ini lokasinya sudah bersih. Sebelumnya, di lahan itu ada bangunan,” ucap Iwan Fitriyadi, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Banjarmasin, kepada awak media di Balai Kota, Rabu (27/7).
Pembangunan ditargetkan selama 120 hari kalender, atau harus selesai pada November mendatang.
Iwan menjelaskan, bentuk museum mengadopsi bangunan awal yang berdiri di atas tanah itu yakni sebuah rumah Banjar.
Nantinya, museum itu akan menampilkan banyak benda-benda bernilai sejarah, salah satunya yang koleksi dari pemilik asal lahan bangunan.
“Beliau banyak menyimpan benda bernilai sejarah. Ada keris dan lain sebagainya, yang jumlahnya ratusan. Insya Allah, beliau (ahli waris) sendiri yang akan menjadi juru pelihara museum beserta benda-benda di dalamnya,” jelas Iwan.
Untuk pembangunan museum tersebut, pihaknya menggelontorkan anggaran sekitar Rp 3 miliar. Detail Engineering Design (DED) sudah ada sejak tahun 2019 lalu.
Ia mengakui, terdapat kendala yang dialami dalam pembangunan museum itu. Khususnya, ketika pekerja proyek hendak membawa material bangunan.
“Kondisinya tidak sama dengan di tahun 2019 lalu. Saat itu belum ada siring dan RTH Muara Kelayan, jadi akses untuk membangun dan membawa material lebih mudah,” tutupnya. dwi