Minggu, Mei 18, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Dua Komoditas yang Naik Daun di Tengah Krisis Global

by matabanua
14 Juli 2022
in Ekonomi & Bisnis
0

 

(Foto:mb/web)

JAKARTA – Ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina masih terus bergulir. Perang antara kedua negara tersebut berdampak pada perekonomian global karena harga-harga komoditas yang melambung.

Artikel Lainnya

D:\2025\Mei 2025\18 Mei 2025\7\7\FT MASTER.jpg

Pemerintah Belum Salurkan Beras Bulog dan Bansos 10 Kg

15 Mei 2025
D:\2025\Mei 2025\18 Mei 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Teladan Baru Motor Tantang Gamer Sampit

15 Mei 2025
Load More

Berikut daftar komoditas yang naik saat krisis ekonomi terjadi akibat perang:

1. Minyak mentah

Harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan. Harga minyak mentah berjangka Brent tembus ke level US$110 per barel pada Maret lalu.

Sementara, minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) tembus ke level US$110,18 per barel atau naik 6,5 persen. Minyak brent dan WTI berada di titik tertinggi sejak 2014.

Sejumlah analis melihat peluang harga minyak dunia menanjak lebih tinggi lantaran penghentian pasokan minyak Rusia dan kemungkinan resesi ekonomi global. Bahkan, harga minyak bisa tembus US$190 per barel.

“Risiko makro jadi lebih besar. Pengurangan 3 juta barel per hari dalam ekspor minyak Rusia merupakan ancaman yang kredibel dan jika terealisasi akan mendorong harga minyak Brent menjadi US$190 per barel,” tulis JP Morgan dalam sebuah catatan.

Pergerakan harga minyak juga dipengaruhi oleh suplai dan permintaan di tengah pengujian massal covid-19 di China dan ketatnya pasokan.

Faktor lain, yakni kenaikan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang lainnya hingga tembus ke level tertingginya sejak Oktober 2022. Masalahnya, dolar AS yang kuat membuat bahan bakar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Hal senada juga disampaikan pejabat senior Departemen Keuangan AS yang mengatakan harga minyak global dapat melonjak 40 persen menjadi sekitar US$140 per barel jika batas harga yang diusulkan terhadap minyak Rusia tidak diadopsi.

2. Batu Bara

Harga batu bara pada perdagangan bursa ICE Newcastle, Rabu (13/7), ditutup pada posisi US$389 per ton. Harganya naik 0,61 persen dibandingkan hari sebelumnya.

Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengungkap sejumlah faktor penyebab harga batu bara terus melonjak.

“Begejolaknya harga batu bara pada tahun ini telah menimbulkan krisis multidimensi di beberapa negara,” ujar Arcandra dikutip dari unggahan instagram resminya.

Pertama, naiknya kebutuhan listrik di India sebagai salah satu negara importir batu bara terbesar di dunia. Pasalnya, 44 persen tenaga listrik India bergantung pada batu bara.

Kedua, terganggunya ketersediaan energi untuk pembangkit listrik dan pemanas di Eropa. Hal ini diakibatkan oleh perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai.

Selain itu, terjadi gangguan suplai listrik dari PLTA di negara-negara Skandinavia dan gangguan pembangkit nuklir di Perancis yang memaksa banyak negara menggunakan PLTU.

Salah satu contohnya, Jerman yang akan kembali menghidupkan 9 GW PLTU pada tahun ini. “Sekali lagi, krisis Rusia dan Ukraina menyadarkan kita akan dampaknya terhadap banyak sektor,” imbuhnya.

Ketiga, rencana penutupan sejumlah tambang batu bara di Australia. Padahal, Australia menjadi tujuan impor batu bara banyak negara, seperti Jepang, Korea, Taiwan dan India.

Keempat, penurunan produksi batu bara Rusia akibat perang dengan Ukraina. Kelima, terjadinya pergantian presiden Kolombia yang berjanji dalam masa kampanye untuk tidak memperpanjang kontrak-kontrak penambangan batu bara.

Padahal, Kolombia termasuk negara pengekspor batu bara yang cukup berpengaruh di dunia. “Dengan kondisi ini, akan terjadi kekurangan dari sisi suplai di masa depan yang berimbas pada naiknya harga batu bara saat ini,” tuturnya. cnn/mb06

 

Tags: batu baraKomoditas Naik DaunKrisis Globalmengalami kenaikanMinyak mentah
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA