
Bagi dunia kepustakawanan Indonesia, tanggal 7 Juli merupakan Hari Pustakawan yang juga sekaligus perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) ke-49 pada 2022 yang lahir pada 7 Juli 1973. Hari Pustakawan ini dicanangkan sejak tahun 1990 sebagai momentum untuk mengingatkan pentingnya profesi pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan. Pustakawan memiliki peran penting dalam proses transfer ilmu pengetahuan kepada pemustaka melalui perpustakaan.
Sejarah Hari Pustakawan tidak terlepas dari lahirnya IPI sebagai wadah bagi pengembangan para pegiat literasi di tanah air. IPI resmi didirikan dalam Kongres Pustakawan Indonesia yang dilangsungkan di Ciawi, Bogor, tanggal 5-7 Juli 1973. Tujuan dari pendirian IPI adalah untuk meningkatkan profesionalisme pustakawan di Indonesia. Maka, seperti yang tertulis dalam laman resmi Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara) Perpusnas RI, tanggal 7 Juli selain diperingati sebagai Hari Pustakawan, juga merupakan hari jadi atau hari lahir IPI.
Dalam Undang-Undang Perpustakaan nomor 43 tahun 2017 pasal 1 ayat 8 sebutkan bahwa pustakawan diartikan sebagai seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.
Dari definisi di atas, pustakawan merupakan aktor utama dalam kegiatan pelayanan di perpustakaan melalui penyedian koleksi sebagai sumber informasi dalam berliterasi. Pustakawan juga merupakan ujung tombak utama untuk menghidupkan dan mengawal budaya literasi yang salah satunya bertujuan demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pustakawan sebagai elemen melekat dari entitas perpustakaan memiliki peran penting dalam menentukan transfer pengetahuan untuk membentuk budaya literasi, sehingga Pustakawan dituntut harus mampu mengelaborasikan sumber-sumber informasi sehingga masyarakat memperoleh kecakapan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan. Tanpa kemampuan literasi yang memadai, masyarakat mudah terjerumus pada informasi yang palsu dan menyesatkan.
Maka dari itu, sebagai pekerja professional di bidang pustaka, seorang pustakawan seharusnya memunculkan rasa percaya diri, bukan justru membuat orang rendah diri lantaran profesi ini seringkali dianggap kuno seiring perkembangan teknologi yang amat pesat. Seorang pustakawan tidak usah merasa rendah diri, kita justru harus yakin dan semakin percaya diri, dengan membaca kita melahirkan anak-anak kreatif dan percaya diri. Kalau kita bisa manfaatkan teknologi dengan benar, maka akan jadi berguna.
Mainkan Peran
Peran perpustakaan dengan pustakawannya dalam pembinaan literasi sangat besar. Literasi perpustakaan tidak hanya sekedar memperkenalkan tentang dunia baca tulis dalam perpustakaan, tetapi juga berkontribusi di berbagai bidang.
Pustakawan bisa berperan sebagai Informan Pusat Informasi. Kenapa demikian? Karena di dalam perpustakaan menyimpan banyak sekali koleksi sumber referensi, sumber bacaan dan sumber ilmu pengetahuan. Dimana sumber pengetahuan tersebut dikemas dalam bentuk beragam. Ada yang dikemas dalam bentuk buku, DVD, video ataupun dalam bentuk suara saja.
Menurut Sarwono (2011) peran pustakawan dalam pembinaan literasi memang menawarkan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat. Dimana masyarakat akan diajak ke berbagai sudut pandang yang tentu saja luas. secara tidak langsung pula, perpustakaan berperan sebagai agen perubahan atau agent of change.
Memang tidak banyak yang beranggapan demikian. Alih-alih dinilai positif, ternyata ada yang menganggap bahwa kehadiran perpustakaan sebelah mata. Karena dianggap peran dan tanggungjawab dalam literasi kurang maksimal. Padahal, bagi maysarakat yang sadar akan literasi dan berkunjung membaca buku di sana, akan mendapatkan banyak sekali manfaat.
Pada dasarnya perpustakaan tidak sekedar sebagai pusat informasi, tetapi juga membantu dalam pembangunan, sekaligus sebagai agen budaya. Karena di sana ada banyak sekali koleksi buku tentang kebudayaan. Termasuk pula berperan untuk media dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pustakawan juga bisa sebagai mediator transformasi ilmu pengetahuan. Transformasi ilmu pengetahuan yang dimaksud antara pengunjung dengan perpustakaan sebagai sumber informasi pengetahuan. Dari sisi pengunjung, tentu saja ini sangat membantu dalam mendapatkan ilmu secara murah bahkan gratis. Karena pengunjung tidak perlu membayar atau membeli buku yang dibaca. Cukup bermodal datang ke perpustakaan terdekat dan membaca koleksi yang ada di sana, maka ilmu yang dicari pun akan ditemui.
Entah disadari atau tidak disadari peran pustakawan dalam pembinaan literasi transformasi ilmu ini penting. Hal ini demi melanjutkan pengetahuan antar generasi. Ilmu yang tidak diturunkan bisa hilang. Ilmu memang penting sekali ditransformasikan untuk mempertahankan ilmu lama dan menjadikan agar melahirkan ilmu pengetahuan baru.
Pustakawan juga mampu membangun kesadaran minat baca. Peran pustakawan dalam pembinaan literasi sebagai sarana untuk membangkitkan kesadaran akan membaca. Sebagai negara berkembang, Indonesia salah satu negara yang memiliki kesadaran membaca yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari fenomena pemandangan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh sederhana dan kecil, ketika kita berada di transformasi umum kita lebih sering melihat orang bermain gadget daripada melihat yang membaca buku. Disadari memang membaca gadget tidak selalu bermain. Bisa saja membaca ebook atau semacamnya. Tetapi ini pun jumlahnya kecil yang memanfaatkan gadget sebagai sumber bacaan. Sedangkan dibeberapa negara seperti di Jepang, kita tidak asing melihat mereka membaca buku ditransformasi umum.
Entah di sadari atau tidak, peran pustakawan melalui perpustakaan dalam pembinaan literasi juga telah membangkitkan pentingnya belajar sepanjang hayat. Dimana dari belajar, akan menemukan ilmu pengetahuan. Dari ilmu yang didapatkan dapat mengasah keterampilan. Dari keterampilan akan membantu meningkatkan kompetensi diri. Dari kompetensi diri akan membentuk dan melahirkan profesi. Dari profesi inilah yang bisa memberikan berbagai macam keuntungan bagi setiap orang yang memiliki pengetahuan berkat peran pustakawan yang menawarkan berbagai layanan informasi yang mencerdaskan bagi masyarakat.