JAKARTA – Harga cabai di wilayah DKI Jakarta masih tinggi. Di Pasar PSPT Tebet, Jakarta Selatan, harga cabai rawit merah di jual Rp120.000 per kilogram.
“Rawit merah mahal, masih Rp140.000 per kilo dari biasanya Rp40.000 per kilo,” ujar seorang pedagang bernama Lina.
Selain cabai rawit merah, harga cai merah keriting juga masih mahal mencapai Rp120.000 per kilogram. Angka ini melambung tinggi dari harga normal berkisar Rp35 ribu per kilogram.
Selanjutnya, harga cabai jenis TW juga masih tinggi mencapai Rp100.000 per kilogram. Padahal, saat normal, harga cabai TW hanya dibanderol Rp20 ribu per kilogram. “Untuk cabai semuanya masih mahal,” ungkap wanita berusia 48 tahun tersebut.
Atas situasi tersebut, Lina mengaku mengalami penurunan pendapatan dibandingkan saat harga normal. Hal ini karena konsumen memilih untuk mengurangi jumlah pembelian.
“Pendapatan turun iya, karena pelanggan kita juga pembeliannya di kurangi gitu. Misal dari 5 kilogram menjadi 2 kilo,” contohnya.
Dia pun berharap pemerintah dapat menstabilkan harga komoditas cabai maupun bahan pangan lainnya dalam waktu dekat. Hal ini demi melindungi daya beli masyarakat sekaligus meningkatkan omzet penjualan. “Harapannya, harga cepat turun biar orang (beli) ramai lagi yang beli,” tutupnya.
Hal senada diungkapkan seorang pembeli bernama Anggun yang memilih untuk mengurangi jumlah pembelian cabai untuk sementara waktu. Mengingat, kenaikan harga cabai saat ini dinilai amat memberatkan konsumen.
“Dulu masih bisa beli sekilo simpen di kulkas, pas harga normalnya Rp5.000 sampai Rp50.000 per Kg. Sekarang, nggak lagi. Beli di warung aja 5.000 sekali masak. Jadi yang Rp125.000 itu bisa dibagi bagi buat beli kebutuhan lain,” bebernya.
Iy, soalnya mahal banget kan. Sekarang cabe ditempatku Rp125.000 per Kg. Dulu masih bisa beli sekilo simpen di kulkas pas harga normalnya Rp35.000-Rp50.000 per Kg. Sekarang, nggak lagi. Beli di warung aja 5.000 sekali masak. Jadi yang Rp125.000 itu bisa dibagi-bagi buat beli kebutuhan lain. mdk/mb06