Kencing menjadi suatu proses untuk mengosongkan kandung kemih. Sering kali, para pria melakukannya dengan cara berdiri.
Kini, ahli memperingatkan bahwa kencing sebaiknya dilakukan sambil duduk. Karenanya, penting untuk mengajari anak laki-laki sejak dini.
Tenaga medis di Belanda menemukan bahwa buang air kecil sambil duduk bisa bermanfaat, terutama bagi pria yang menderita masalah prostat. Hal ini karena memungkinkan pria buang air kecil dengan kekuatan lebih besar daripada yang bisa dilakukan saat berdiri.
Saat berdiri, ahli mengatakan, otot-otot yang terstimulasi adalah bagian panggul dan tulang belakang. Dalam studi 2014, para ahli mengatakan orang bisa duduk dan jongkok untuk buang air kecil selama bertahun-tahun.
Ketika orang duduk, otot panggul dan pinggul dapat menjadi rileks, sehingga membuat buang air kecil menjadi lebih mudah. Associate professor klinis di Departemen Urologi University of California, Los Angeles (UCLA). Dr Jesse N Mills mengatakan bahwa duduk merupakan pilihan lebih baik bagi pria yang mungkin kesulitan untuk berdiri dalam jangka waktu lama.
“Banyak pria duduk untuk buang air kecil jika mereka tidak dapat sepenuhnya mengosongkan kandung kemih mereka,” kata dia, dikutip dari The Sun, Rabu (29/6/2022).
Saat duduk, pria dapat menggunakan otot perut lebih banyak dan dapat mengeluarkan urine dengan lebih tuntas. Mereka akan merasa seperti telah mengosongkan perut dengan lebih baik.
Namun, Dr Mills mengatakan penelitian ini tidak berarti semua orang perlu duduk ketika buang air kecil. Dia menjelaskan bahwa selama seseorang merasa kandung kemihnya telah kosong, maka boleh buang air kecil baik dengan duduk atau berdiri.
Sementara itu, kalau kencing menjadi terasa sangat sulit, maka sudah waktunya untuk mencari perhatian medis. Pria mungkin tidak menyadari bahwa kandung kemih mereka gagal dikosongan dengan benar setiap kali kencing.
Prof Stergios Stelios Doumouchtsis, seorang konsultan dokter kandungan dan ginekolog juga mengatakan kondisi tersebut bisa disebabkan oleh kondisi tertentu. Ia menjelaskan, ketika kandung kemih tidak dikosongan dengan cara yang tepat, hal itu dapat menyebabkan stasis urine, juga dikenal sebagai retensi urine, yang dapat mengakibatkan infeksi atau batu kandung kemih.
“Mengingat infeksi dapat mengakibatkan sepsis atau infeksi ginjal, maka Anda perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis jika memiliki gejala pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas,” ujarnya.
Gejalanya ialah aliran urine yang lambat, harus berusaha untuk buang air kecil, dan aliran yang terputus-putus. Buang air kecil ganda secara berurutan dan perlu waktu beberapa saat untuk mulai buang air kecil juga termasuk gejalanya.
NHS mengatakan orang yang tidak dapat melakukan kencing dengan tepat dapat mengalami batu kandung kemih. Para ahli menjelaskan bahwa urine diproduksi oleh ginjal dan terdiri dari air yang dicampur dengan produk limbah yang dikeluarkan ginjal dari darah.
Salah satu produk limbah adalah urea, yang terdiri dari nitrogen dan karbon. Jika ada urine yang tersisa di kandung kemih, bahan kimia dalam urea akan saling menempel dan membentuk kristal.
“Seiring waktu, kristal akan mengeras dan membentuk batu kandung kemih,” tulis panduan NHS.
Ada beberapa kondisi yang mengartikan kandung kemih tidak bisa sepenuhnya kosong, seperti saraf yang rusak dan pembesaran prostat. Jika kandung kemih tidak dikosongkan, urine dapat menumpuk dan menyebabkan tekanan pada ginjal.
Pada gilirannya, hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal. Ini berbahaya karena kerusakannya permanen. rep/ron