
“berpikir global bertindak lokal”, Pernyataan tersebut memiliki makna filosofis, bahwa setiap individu harus mampu mengenal dan memahami akan perkembangan dunia dengan tetap bertindak sesuai dengan landasan budaya yang dimilikinya. Individu dituntut untuk mampu menyaring hal-hal yang datang dari dunia luar. Memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Membedakan antara sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan bagi orang lain. dengan tetap mempertahankan kebudayaan yang dimiliki seperti besikap, bertindak, berbicara, berpakaian, berjalan dan lain-lain.
Jika kaum muda dan kaum dewasa mampu mempertahankan nilai-nilai tradisional, kebudayaan dan kearifan dalam menjalani hidupnya, maka hal-hal yang mendatangkan sebuah konflik dan memicu permasalahan-permasalahan pada umat dan bangsa akan dapat menurun kejadiannya, alhasil dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia akan terbentuk sebuah kehidupan yang harmonis bagi setiap etnik dan umat beragama di Indonesia.
Masyarakat Indonesia terkategori sebagai masyarakat yang sudah mengalami modernisasi. Pengaruh dari teknologi dan globalisasi membuat masyarakat berada pada titik masyarakat modern. Masyarakat modern mengalami fase transisi dalam menjalani kehidupan sosialnya. Etika, moral dan tabiat-tabiat baik sudah lekang termakan waktu dan lambat laun sudah mulai memudar dalam kehidupan masyarakat modern sekarang.
Mempertahankan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal menjadi hal yang sangat perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah masyarakat modern yang sudah begitu kompleks. Masalah-masalah yang muncul diakibatkan dari orientasi masyarakat modern yang sudah berubah pada hal-hal yang berbau matrilialis dan kapitalis. Kunci utama mengurangi dari pengaruh tersebut adalah dengan berpikir secara global tetapi bertindak secara lokal. Apa pun usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan individu harus mengutamakan pola perilaku dan sikap yang terpuji yang sesuai dengan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang dimiliki Indonesia.
Penerapan nilai-nilai tradisional itu sendiri sudah mulai susah dilakukan atau diterapkan oleh masyarakat modern. Padahal nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang diajarkan oleh nenek moyang bangsa sudah dijadikan pedoman, makna dalam hidup dan juga dilestarikan berabad-abad tahun yang lalu. Ajaran-ajaran yang datang dari orang-orang terdahulu sebenarnya penuh dengan unsur-unsur filosofis dan makna hidup yang berfungsi sebagai alat untuk menetralisir terhadap pengaruh-pengaruh teknologi dan globalisasi yang dalam beberapa hal telah membawa pada sikap, tindakkan, perilaku dan cara hidup yang tidak baik pada masyarakat.
Prinsip hidup “berpikir global bertindak lokal” butuh ditanamkan bagi generasi bangsa agar pengaruh dari perkembangan teknologi dan globalisasi yang telah mendatangkan situasi “disrupsi teknologi” dan “degradasi moral” mampu diatasi oleh masyarakat modern dan terkhusus generasi penerus bangsa. Sebelum hal-hal buruk yang datang pada kehidupan sosial masyarakat semakin parah akibat kurangnya sistem sosial yang tumbuh untuk menciptakan tatanan sosial yang equalibilium, maka Pendidikan yang berbasis lokal sangat perlu diajarkan pada generasi bangsa untuk menumbuhkan sikap-sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai lokal dan kearifan lokal yang dapat mencerminkan sikap dan tabiat yang terpuji.
Pembelajaran seperti Pendidikan multikultural dijadikan materi wajib yang harus diberikan guru kepada peserta didik di Sekolah. Poster-poster tentang budaya lokal dan karakterlistik masyarakat Indonesia perlu dibuat di sekolah-sekolah agar pembentukan karakter peserta didik dan pribadi generasi dapat terbina menjadi generasi yang bangga dengan nilai tradisionalnya dan memiliki sikap yang terpuji. Sebagaimana sesuai dengan karakteristik orang-orang Indonesia yang sudah dikenal sebagai negara dengan orang-orangnya yang ramah, religius dan penuh sopan-santun.
Teknologi telah memberikan pengaruh yang bersifat universal dalam kehidupan masyarakat modern. Tidak perlu ditampik lagi bahwa teknologi yang selalu berkembang menciptakan kebermanfaatan yang besar untuk mempermudah kehidupan manusia, tetapi juga ikut berperan menumbuhkan sebuah new culture (budaya baru) bagi masyarakat. New culture manusia era sekarang erat dengan hal-hal yang berbau mudah dan cepat dalam akses, melakukan dan memproleh. Karakterlistik masyarakat tersebut membawa suatu kemudahaan dalam segi penyebaran informasi dan menciptakan tatanan baru dalam kehidupan, namun disatu sisi karakterisktik yang terbentuk tersebut mampu membuat keadaan yang buruk dan konflik yang berkepanjangan karena masyarakat cenderung dalam hal menilai, berpendapat dan berasumsi terhadap sesuatu hal yang mereka proleh saat membaca, mendengar, melihat dengan mudahnya diterima dan diikuti sehingga efek dan pengaruh buruk juga akan cepat menghampiri.
Globalisasi ditandai dengan mudahnya pertukaran informasi dan komunikasi antar individu. Pada satu sisi kemudahan itu membawa hal yang positif bagi manusia, tetapi dengan segala hal yang mudah selalu ada sisi negatif yang mengikutinya. Kita lihat saja bagaimana globaliasi membuat nilai-nilai tradisional pada masyarakat hilang dan digantikan dengan budaya-budaya barat yang tentu tidak memiliki unsur kesesesuaian dengan masyarakat Indonesia.
Bertindak lokal merupakan bentuk dari menjalani kehidupan dengan menggunakan kebudayaan lokal dalam menjalani hidup. Budaya lokal ini sebagai sebuah alat penyaring untuk menjaga diri dari pengaruh globalisasi dan teknologi yang telah membawa individu pada perilaku-perilaku yang menyimpang dan keluar dari nilai-nilai yang selama ini telah ada. kebanyakan apa yang dibawa oleh globalisasi dan teknologi tidak memiliki kesesuaian yang tepat dengan budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, akhirnya identitas dari masyarakat mulai berubah. Sikap ramah dan sopan santun yang selama ini ditujukan dan menjadi karakterlistik masyarakat Indonesia sudah tidak bisa lagi diklaim menjadi karakterlistik orang-orang Indonesia. Kurangnya penerapan nilai tradisional, kearifan lokal dan budaya sendiri membuat masyarakat sudah tidak mementingkan bagaimana cara beretika dan bersikap saat berada diruang publik.
Berpikir global bertindak lokal atau disebut dengan Think Globally Act Locally dalam hidup akan dapat membawa individu sebagai manusia yang berkepribadian terbuka (open minded) , mampu mengenal perkembangan dunia dan memahami perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Berpikir global maknanya, bahwa setiap manusia yang hidup di dunia, baik yang dipedalaman atau pun yang diperkotaan termasuk bagian dari masyarakat global.
Indonesia akan mengalami perkembangan demografi yang menguntungkan dengan banyaknya jumlah penduduk usia produktif. Hal itu dapat kita lihat bagaimana struktur penduduk indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan pertumbuhan. Menurut penulis pertumbuhan struktur penduduk ini tidak dapat diimbangi dengan pertumbuhan sistem sosial yang mampu menciptakan masyarakat yang memiliki inovasi dan kreativitas, tabiat dan moral yang elok serta sikap yang terpuji. Dengan pendidikan multikulutral yang mencerminkan basis nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal maka anak generasi bangsa diharapkan bisa menanamkan nilai-nilai yang baik dalam bersikap, berpikir dan bertindak dalam kehidupan sosialnya.
Generasi bangsa menurut penulis sudah mengalami kehilangan jati diri untuk mencerminkan diri sebagai rakyat Indonesia. Penanaman pembelajaran lokal menjadi suatu hal yang sangat perlu dipikirkan oleh pemerintah untuk diajarkan pada generasi bangsa agar mampu berpikir secara global dan bertindak secara lokal. Generasi bangsa yang memiliki pengetahuan secara menglobal. Pengetahuan tentang keadaan politik, ekonomi dan sosial masyarakat dunia tetapi juga mampu bersikap, bertindak, berinovasi dan berpikir secara lokal sehingga kemajuan daerahnya, negaranya dan agamanya mampu ia lakukan dan kembangkan dengan berlandaskan pada nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal Indonesia.