BANJARMASIN – Hingga saat ini Kota Banjarmasin masih diterjang banjir rob di titik-titik tertentu. Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin telah memetakan wilayah mana saja yang paling terdampak.
Salah satu titik yang paling terdampak adalah jalan Hasan Basry dan Lambung Mangkurat, yang merupakan jalan protokol. Hal tersebut berkaitan dengan drainase, yang belum berfungsi secara optimal.
“Beberapa lokasi memang perlu pembenahan. Selain juga karena kondisi permukaan tanah kita flat (datar) yang membuat air lambat turun. Apalagi ditambah dengan hujan,” ucap Hizbul Wathoni, Kabid Drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Kamis (23/6).
Namun, pihaknya telah mengkaji untuk mengatasi banjir rob di titik yang terdampak paling parah. Rencananya, pemko memasang puluhan pintu klep otomatis tahun depan, khususnya di muara saluran drainase yang langsung menuju sungai.
“Ketika air pasang, maka secara otomatis pintu klep itu akan menutup sendiri. Minimal ketika air pasang dampaknya tidak terlalu luas,” harap Thony –sapaan akrabnya.
Ia menjelaskan, sedikitnya ada 20 pintu air yang bakal dipasang. Terutama, di drainase yang salurannya menuju Sungai Belasung dan Kindaung. Sebab, dua sungai tersebut kerap membuat limpasan di jalan Lambung Mangkurat dan Hasan Basry.
Untuk jalan Lambung Mangkurat saja ada lima bukaan. Misalnya di Simpang Telawang, belakang DPRD Kota Banjarmasin, samping Hotel Mentari dan samping DPRD Kalsel. Sedangkan di Jalan Hasan Basry ada sekitar sepuluh bukaan.
“Kita meniru apa yang dilakukan oleh Balai Rawa di irigasi. Kalau ini efektif, akan kita tambah lagi ke wilayah-wilayah lain. Sementara ini penanganan masih dilakukan secara manual oleh pasukan turbo,” jelas Thony.
Terkait dana yang diperlukan oleh pemko untuk pengadaan pintu klep otomatis tersebut, ia mengaku belum menghitungnya secara pasti.
“Kalau kita perkirakan, satu pintu klep otomatis itu di atas Rp 25 juta untuk ukuran satu meter. Nanti, anggarannya kita usulkan di APBD Murni 2023,” pungkasnya. Dwi