Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Pilpres 2024, Untuk Kepentingan Siapa?

by matabanua
16 Juni 2022
in Opini
0

Oleh : Baiq Lidia Astuti S.Pd (Pemerhati Masalah Sosial Kemasyarakatan)

Pemilihan presiden(Pilpres) 2024 masih jauh, tapi gaung nya sudah mulai terdengar saat ini. Jika mengacu pada hasil rapat Komisi II DPR RI, pemerintah, dan penyelenggara Pemilu tanggal 03 Juni 2021 lalu, telah disepakati Pilpres akan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 28 Pebruari 2024 mendatang. Masih cukup lama memang.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Transformasi Polri dan Filosofi Kaizen

1 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Polri dan Nilai Ekonomi Keamanan

1 Juli 2025
Load More

Namun kendati masih cukup lama, hiruk pikuk masalah capres atau cawapres sudah berlangsung, bahkan beberapa bulan setelah presiden dan wakil presiden hasil Pemilu 2019 lalu dilantik. Ini seperti orang baru saja beberapa menit beres sarapan pagi, tapi sudah membicarakan sarapan pagi berikutnya, ironis bukan?

Di tengah kompetisi politik menjelang Pemilu 2024 yang diperkirakan akan ketat, partai-partai politik mulai terbuka untuk menjalin kerja sama. Partai-partai besar diprediksi bertarung dalam Pilpres 2024. Partai itu PDIP, Golkar, Gerindra dan juga Demokrat. Partai partai ini diprediksi akan mengusung kadernya di Pilpres.

Pengamat politik Rico Marbun menyebut Pilpres 2024 merupakan pertarungan para ‘king maker’ antara lain SBY, Surya Paloh, Megawati dan Jokowi. Siapapun yang di tetapkan oleh para ‘King Maker’ ini dialah yang akan maju menjadi calon presiden.

Apakah para calon yang ditetapkan nanti adalah calon pemimpin yang ‘high quality’ yang berjuang untuk rakyat atau boneka yang dikendalikan oleh para king maker dan juga pemodal di belakang mereka? kita lihat saja nanti.

Yang terlihat jelas saat ini bagaimana nafsu elite politik untuk berkuasa atau mempertahankan kekuasaan begitu menggebu. Tidak lagi malu-malu. Terang-terangan. Tidak lagi bisa disembunyikan. Seolah tidak peduli lagi etika berpolitik.

Memang, pandemi Covid-19 telah berakhir, tapi faktanya rakyat kebanyakan masih terpuruk secara ekonomi. Rakyat sedang banyak dirundung masalah. Kita rasakan kenaikan harga Pertamax yang gila-gilaan, ada rencana pemerintah untuk menaikkan harga Pertalite. Pemerintah juga berencana menaikkan kembali tarif dasar listrik dan gas. Yang sudah pasti dan sudah berlaku, pemerintah telah menaikkan PPN menjadi 11%. Sementara Semua pejabat, politisi, dan parpol sibuk fokus memikirkan Pilpres 2024 yang masih jauh. Seolah tidak ada satu pun penguasa, pejabat, politisi, dan parpol yang fokus mengurus rakyat.

Belum jadi penguasa yang terlihat hanyalah ambisi berkuasa, saat berkuasa atau memegang jabatan, kekuasaan dan jabatan itu pun dijalankan tidak dengan amanah. Kekuasaan lebih banyak dijadikan alat untuk kepentingan sendiri dan golongan. Sebaliknya, kepentingan dan kemaslahatan rakyat sering diabaikan dan ditinggalkan. Masihkah kita berharap dengan pemimpin cetakan demokrasi ini???

Sunggu, hiruk pikuk pencalonan nampak nyata bahwa dalam demokrasi semua partai/pihak memilih calon yang bisa menang tanpa peduli apakah calon yang benar karena kapabilitas dan komitmennya terhadap rakyat apalagi terhadap Islam. Sayangnya, secara empiris dibuktikan yang bisa menang hanya calon yang didukung kaum kapitalis.

Inilah bobroknya sistem demokrasi karena menghasilkan kepemimpinan pro kapitalis tanpa peduli kebenaran dan kemampuan. Padahal Allah berfirman:

“Sungguh Allah menyuruh kalian memberikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya, juga (menyuruh kalian) jika menetapkan hukum di antara manusia agar kalian berlaku adil.” (QS An-Nisa’ [4]: 58)

Sementara, Rasulullah saw. pun mendoakan keburukan terhadap para penguasa khianat atau pemimpin yang tidak amanah, yang menyusahkan rakyatnya,

“Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas dia membuat mereka susah, maka susahkanlah dia. Siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia.” (HR Muslim).

Amal kepemimpinan adalah amal mulia yang dapat menjadi pintu menuju surga, namun pemimpin yang tidak amanah bahkan tidak akan mencium bau surga. Na’udzubillah.

Mari kita jujur terhadap realita yang ada, bahwa sejak Rasulullah saw. diutus, tidak ada sistem yang mampu melahirkan para penguasa yang amanah, agung, dan luhur, kecuali dalam sistem Islam. Kita mengenal Khulafaurasyidin yang terkenal dalam hal keadilan dan sikap amanah mereka. Mereka juga termasyhur sebagai pemimpin yang memiliki budi pekerti yang agung dan luhur serta lembut terhadap rakyat mereka. Wallahu ‘Alam

ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA