JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah menyebar ke 180 kabupaten di 18 Provinsi hingga Senin lalu.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menjelaskan dari penyebaran wabah PMK ini sudah ada ratusan ekor sapi yang mati. “Jumlah hewan mati 695 ekor,” lapornya melalui youtube Kementan.
Sementara itu, jumlah han yang sakit atau terinfeksi PMK terdata sebanyak 150.630 ekor. Lalu, hewan ternak yang sudah sembuh dari PMK sebanyak 39.887 ekor, serta yang masuk dalam kategori potong bersyarat sebanyak 893 ekor.
“Ini berdasarkan aplikasi siagapmk.idyang bersumber dari sistem informasi kesehatan hewan nasional atau Isikhnas yang dilengkapi laporan dari pemerintah daerah terkait dengan perkembangan PMK di Indonesia,” jelasnya.
Terkait dengan penyebaran PMK yang makin meluas ini disebutkan Kementan telah melakukan berbagai kebijakan dan aturan untuk mengendalikannya. Pertama, Kementan membentuk gugus tugas penanganan PMK di level pusat dan daerah.
Kedua, kementan juga mengatur lalu lintas hewan terutama yang masuk dari daerah sudah terinfeksi PMK. Ketiga, Kementan juga melibatkan pemerintah daerah serta pihak kepolisian dan TNI untuk penanganan wabah PMK ini.
Keempat, pemerintah juga telah mengeluarkan prosedur pelaksanaan kurban dan pemotongan hewan dalam situasi wabah PMK. “Kami juga memberikan peringatan kewaspadaan,” tegas Andri.
Setidaknya, Kementan sudah menetapkan tiga rencana aksi penanganan PMK baik untuk jangka pendek maupun panjang. Ketiganya adalah SOS (darurat), temporary (sementara) dan permanen.
“Sementara langkah konkret yang sedang dan akan dilakukan meliputi pembentukan posko gugus tugas dan krisis center nasional hingga level provinsi dan kabupaten serta kota,” tandasnya. cnn/mb06