
Pandemi Covid-19 memaksa para remaja untuk melakukan segala sesuatu di rumah, termasuk dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan secara daring selama lebih dari setahun ini. Meskipun pembelajaran daring mempunyai dampak positif, tetapi dampak negatifnya pun menimbulkan efek yang besar tanpa kita sadari. Salah satu dampak pandemi dalam pembelajaran adalah menurunnya nilai-nilai pendidikan karakter yang seharusnya diterima oleh para siswa maupun remaja dengan baik selama berada di lingkungan sekolah. Hal tersebut menyebabkan penurunan moral para remaja milenial yang berimbas negatif untuk waktu yang lama.
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang bertujuan untuk membangun sebuah karakter seseorang untuk menjadi lebih baik dan pendidikan ini penting bagi setiap orang, yang dimana karakter tersebut yang akan mendominasi sifat atau identitas dari orang tersebut. Pendidikan karakter pertama kali dicetuskan oleh F.W.Foerster (1869-1966). Tujuan pentingnya pendidikan karakter menurut Foester, adalah untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial antara subjek dengan perilaku dan sikap yang dimilikinya. Oleh karena itu karakter menjadi semacam identitas dari seseorang.
Terdapat dua macam pendidikan karakter, yaitu pendidikan karakter internal dan eksternal. Pendidikan karakter secara internal didapatkan dari peran keluarga dalam membentuk kepribadian atau karakter itu sendiri. Orang tua merupakan tameng dari pendidikan karakter tersebut, karena peran orang tua dalam mendidik anak sangat besar. Sementara pendidikan karakter eksternal dapat didapatkan di banyak tempat seperti pendidikan karakter disekolah, tempat bermain, tempat belajar bimbingan, atau bergaul bersama teman. Meskipun peran keluarga juga penting, namun pendidikan karakter yang diterima remaja pada masa pandemi mengalami penurunan. Hal itu dikarenakan pendidikan karakter eksternal pada masa pandemi cenderung kurang.
Pada saat ini bahaya globalisasi dan modernisasi sangat mempengaruhi karakter seseorang. Dimana efek dari globalisasi dapat membuat seseorang dapat cenderung ke hal yang negatif atau pun ke hal yang positif. Terlebih lagi pada masa peralihan dari pandemi ke sesudah pandemi. Oleh karena itu, penurunan nilai-nilai pendidikan karakter imbas pandemi harus kita minimalisir dengan mengenali dan memahami nilai-nilai tersebut. Setelah dipahami, kita tentunya dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut di kehidupan sehari-hari.
Nilai yang pertama adalah mengenali siapa diri kita yang sebenarnya, dengan begitu kita mengetahui apa fungsi kita. Misalkan di identitas kita sebagai pelajar maka yang harus kita lakukan adalah belajar. Ketika kita mampu mengenali diri kita sendiri, kita tidak akan mengikuti sesuatu yang bertolak belakang dengan jati diri kita. Hal tersebut akan membuat kita menjauh dari lingkungan maupun hal-hal negatif yang dapat menimbulkan kerugian bagi kita. Kita juga dapat memilih lingkungan yang sesuai dengan diri sendiri.
Nilai kedua, pendidikan karakter juga membentuk sifat yang baik, terutama dari segi etika dan moral. Etika seseorang yang tidak mendapatkan pendidikan karakter akan cenderung negatif, terlebih faktor lingkungan yang selalu berperan dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya pendidikan karakter akan memberikan batasan-batasan apa yang baik dilakukan dan apa yang buruk. Pendidikan karakter inilah yang akan memfilter aktivitas seseorang.
Nilai ketiga adalah meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan seseorang untuk membantu dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan meningkatnya kepedulian terhadap sesama akan memberikan dampak yang positif dari diri seseorang tersebut. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama bisa dilakukan dengan sedekah, bergotong-royong antar RT dan RW setempat, sehingga mereka mengenal kita sebagai pribadi yang memiliki kepedulian.
Nilai keempat adalah menunjang kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang positif jika hal tersebut dapat terus ditingkatkan. Dengan adanya pendidikan karakter ini kita dapat mengasah kreativitas seseorang agar menjadi lebih baik. Kreativitas seseorang tentu berbeda-beda biasanya tergantung hobinya. Dengan terus mengasah hobi yang dimiliki seseorang tentu akan menimbulkan kreativitas yang lebih, dan jika ada permasalahan yang timbul maka akan cepat diatasinya.
Nilai kelima adalah membangun sikap kepemimpinan. Sifat kepemimpinan seseorang tentu berbeda-beda tingkatan. Hal ini bisa dilihat ketika dia mengambil keputusan. Agar keputusan yang diambil tidak menimbulkan kerugian baik diri sendiri maupun orang lain, maka sifat kepemimpinan harus dibangun. Dengan adanya pendidikan karakter ini akan mengajarkan seseorang untuk melatih sifat kepemimpinannya. Dengan begitu segala hal yang diputuskan akan memberikan hal yang positif.
Lalu bagaimana cara kita mengetahui karakter seseorang? Caranya adalah dengan mengetahui karakter seseorang kita bisa mengamati dan menghayati karakteristik dari orang tersebut. Pendidikan karakter yang baik tentunya akan menghasilkan output karakter yang baik pula. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk memahami pentingnya nilai-nilai pendidikan karakter bagi kehidupan. Setelahnya, kita harus dapat menerapkan karakter yang sesuai dengan kepribadian bangs aini untuk menjadi penerus bangsa yang berkualitas.