ANGGOTA Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat Putu Supadma Rudana menilai, menaikkan harga tiket ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah belum tepat.
“Kenaikan tiket Borobudur saat ini belum tepat, karena daya beli masyarakat masih rendah di fase endemi ini,” kata Putu dalam keterangannya, Minggu (5/6), seperti dikutip cnnindonesia.com.
Putu yang juga Ketua Asosiasi Museum Indonesia ini menyampaikan pemerintah semestinya harus mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
Menurut dia, kenaikan harga tiket tersebut bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan hingga berdampak pada ekonomi masyarakat di sekitar Candi Borobudur.
“Jangan sampai kenaikan tiket ini justru memberi dampak kerugian kepada masyarakat sekitar yang bergantung kehidupannya kepada kunjungan wisatawan khususnya para pelaku UMKM,” tuturnya.
Sementara, kebijakan pemerintah melalui Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu, juga banyak mendapat tanggapan negatif dari warga.
Bahkan semua warga yang ditemui menyatakan tidak setuju dengan kebijakan ini. Menurut warga, harga Rp 750 ribu untuk tiket masuk wisata Candi Borobudur dinilai terlalu mahal.
“Diskriminasi untuk orang kayak gitu dengan menaikkan harga,” ujar seorang warga, Minggu (5/6) kepada kompas tv.
“Kita bicara menengah ke bawah, itu nanti tidak akan bisa Candi Borobudur. Padahal itu sejarah,” tambahnya.
Kenaikan harga tiket masuk ini dinilai tidak masuk akal dan tidak tepat sasaran.
“Tidak masuk akal, karena dengan harga tiket segitu tidak sebanding dengan apa yang didapat, lalu uangnya itu dilarikan ke mana?” kata Zidan seorang mahasiswa.
Warga khawatir ke depannya yang bisa menikmati dan masuk di area wisata Candi Borobudur hanya kalangan menengah ke atas saja. web