DIABETES merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat. Oleh karena itu wajib diperhatikan keberadaannya.
Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof dr Ketut Suastika mengatakan, faktor lingkungan memiliki risiko lebih tinggi memicu diabetes jika dibandingkan faktor genetik atau keturunan.
“Jangan lupa, faktor lingkungan ini pengaruhnya lebih tinggi,” kata dia.
Hal itu diperkuat dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Perkeni di Bali, di mana orang yang obesitas dan memiliki lingkar pinggang lebih dari normal maka itu berkaitan erat dengan tekanan gula darah, kadar gula darah, kolesterol yang berhubungan langsung dengan obesitas.
“Kalau laki-laki lingkar pinggangnya lebih dari 90 centimeter dan perempuan 80 centimeter maka itu berhubungan dengan obesitas,” ujar Prof Ketut Suastika.
Ia mengatakan, pada umumnya diabetes dipicu oleh perilaku masyarakat yang menyebabkan seseorang menjadi obesitas atau penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh.
Perilaku tersebut misalnya mengonsumsi makan yang tidak sehat, gaya hidup malas seperti malas berolahraga dan lain sebagainya.
Secara umum pengobatan atau pengelolaan penderita diabetes memiliki tujuan menghilangkan gejala. Sebab, gula darah yang tinggi memicu kesemutan, sering buang air kecil dan sebagainya.
“Ini bisa diperbaiki gula darah jangka pendek, sedangkan tujuan jangka panjang ialah mencegah komplikasi kronik sekaligus menekan kematian,” ujar dia. ant/ron