Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

UAS Tak Kapok Datang ke Singapura

by matabanua
22 Mei 2022
in Headlines
0
USTADZ Abdul Somad

JAKARTA – Media asing menyoroti Ustadz Abdul Somad (UAS) yang disebut tidak akan kapok untuk coba datang lagi usai ‘didepak’ Singapura.

Sebelumnya, Pemerintah Singapura menilai UAS sebagai tokoh ekstremis dan melakukan segregasi atau memecah belah masyarakat.

Artikel Lainnya

Gubernur Hadiri Haul Jamak Para Muassis Ponpes Ma’arif Assunniyyah

Fadli Zon Persoalkan Diksi ‘Massal’

2 Juli 2025
Roy Suryo Absen Pemeriksaan Kasus Ijazah Palsu Jokowi

Roy Suryo Absen Pemeriksaan Kasus Ijazah Palsu Jokowi

2 Juli 2025
Load More

Melansir Channel News Asia, seperti dikutip cnnindonesia.com, UAS menyatakan, dirinya tak pernah bosan pergi ke Singapura lantaran negara itu merupakan tanah Melayu, yang menurutnya mirip dengan daerah asalnya, Riau dan merupakan bagian dari kerajaan Tumasik Melayu.

Kerajaan Melayu yang dimaksud ialah Kesultanan Johor dan Kesultanan Johor-Riau. Secara rinci, Kesultanan Johor menguasai Tumasik atau Singapura sepanjang tahun 1511-1699 dan Kesultanan Johor-Riau sepanjang 1699-1818. Sebelum akhirnya dikuasai oleh perusahaan dagang Inggris di bawah pemerintahan Thomas Stamford Raffles sejak 19 Januari 1819 M.

“Saya bosan pergi ke Singapura sama dengan mengatakan saya bosan pergi ke Minangkabau. Ini karena Singapura adalah tanah Melayu. Nenek saya punya saudara, anak, dan cucu yang tinggal di Singapura,” kata UAS dalam video di Youtube.

UAS melanjutkan, niatnya berkunjung ke Singapura baru-baru ini agar istri dan anak-anaknya mengenal leluhur mereka. Namun dirinya ditolak masuk oleh imigrasi Pemerintah Singapura di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura. Ia mengaku petugas memisahkan dirinya dengan rombongan di suatu ruangan.

Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) kemudian membenarkan bahwa mereka mendeportasi UAS lantaran UAS dianggap sebagai sosok penyiar agama yang pro ekstremisme dan bom bunuh diri.

Mengutip situs resmi Kemendagri Singapura, UAS dianggap tidak bisa diterima oleh masyarakat Singapura yang cenderung multiras dan multiagama.

Pemerintah Singapura pun menyebut UAS pernah melontarkan komentar yang merendahkan agama lain seperti Kristen. UAS juga disebut pernah mengatakan salib sebagai tempat tinggal jin kafir.

Sementara, Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqtuni membela gaya ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS).

Menurut Imam, selama ini UAS sudah berdakwa dengan baik. Dia juga menilai, ceramah-ceramah UAS tidak pernah mendiskreditkan pemerintah.

“Hemat saya sejauh ini UAS telah berdakwah dengan baik. Dalam negeri sendiri juga biasa, tidak menghasut, tidak mendiskreditkan pemerintah,” kata Imam, Jumat (20/5), seperti dikutip cnnindonesia.

Imam menilai, UAS memiliki gaya yang khas dalam setiap berdakwah. Ia juga mengatakan bahwa ceramah-ceramah UAS mencerahkan, karena merujuk referensi yang kuat.

Ia lantas menyebutkan bahwa tak sedikit pihak yang menyukai ceramah-ceramah UAS. Bahkan, ia mengklaim ada sejumlah pejabat gemar mendengar ceramah UAS.

“Ceramah UAS punya referensi yang kuat. Berbagai tokoh dan pejabat banyak yang menggemari ceramahnya,” tutur dia.

Imam menambahkan, belakangan ini justru tidak sedikit pendakwah, ustadz, hingga kiai yang memuji-muji tokoh, rezim, atau pejabat publik. Hal ini, kata dia, bsa jadi berekses pada citra stereotip UAS.

Kendati demikian, menurut Imam, terlepas dari itu semua, pemerintah seharusnya bereaksi keras atas penolakan Singapura terhadap UAS.

“Pemerintah atas nama negara dan bangsa mestinya juga menunjukkan tanggung jawab konstitusionalnya, menjelaskan kepada publik tentang kasus ini,” kata Imam.

“Karena di dalam negeri sejauh ini UAS tidak berurusan dengan perkara/pelanggaran hukum,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, Imam juga menyebut bahwa kasus yang menimpa UAS merupakan masalah serius, mengingat hubungan Indonesia dan Singapura memiliki kerja sama diplomatik dan merupakan negara tetangga yang serumpun.

“Karena itu, tanpa penjelasan atau nota diplomatik yang jelas, kasus ini dapat dianggap sebagai pelecehan secara terang-terangan, bukan hanya terhadap UAS, terlebih lagi terhadap pemerintah dan negara Republik Indonesia,” tegasnya. web

Tags: Datang ke Singapuratidak akan kapoktokoh ekstremisUstadz Abdul Somad
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA