• Latest
  • Trending
D:\Data\Mei 2022\1905\11\Halaman 1-11 Kamis\peneliti.jpg

Peneliti Ungkap Ternyata Tidur Mampu Kurangi Emosi Negatif Seseorang

18 Mei 2022
Gerakan 1.000 Pelajar Ayo Membaca

DPR Didesak Usut ‘Data Intelijen’ Jokowi

22 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\5\New folder\hal 5\hal 5\Walikota Ibnu Sina dan Wakilnya Arifin Noor didampingi istr.jpg

Walikota: Kawal Megaproyek Jembatan Pramuka-Sungai Gampa

21 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\5\New folder\hal 5\hal 5\POLITIKUS Dr Karli Hanafi.jpg

Pancasila Jamin Kebebasan Beragama dan Jalankan Ibadah

21 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\5\New folder\hal 5\hal 5\Kabid) Pariwisata Dinas Kebudayaan, Kepemudaan Olahraga.jpg

Selama Festival Tanglong, Kawasan Siring Bersih PKL

21 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\5\New folder\hal 5\hal 5\TARIAN baksa kembang.JPG

‘Perang’ Pantun di Sidang Paripurna

21 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\5\New folder\hal 5\hal 5\Bupati Banjar H Saidi Mansyur bersama wakilnya.jpg

TMMD Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

21 September 2023
Kebakaran di Baharu Hanguskan Satu Rumah

Fraksi PDIP Tampung Aspirasi Warga Sungai Andai

21 September 2023
Kalsel Dibantu Hujan Buatan dan 2 Heli Water Bombing

Kalsel Dibantu Hujan Buatan dan 2 Heli Water Bombing

21 September 2023
DPR Didesak Usut ‘Data Intelijen’ Jokowi

DPR Didesak Usut ‘Data Intelijen’ Jokowi

21 September 2023
PDIP Tak Larang Kaesang Gabung PSI

PDIP Tak Larang Kaesang Gabung PSI

21 September 2023
Gerakan 1.000 Pelajar Ayo Membaca

Gerakan 1.000 Pelajar Ayo Membaca

21 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\7\7\Foto hal Ekonomi ( 22 september )\NO 1 (lapsus).jpg

Infrastruktur dan Peningkatan SDM Seirama

21 September 2023
Sabtu, September 23, 2023
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Peneliti Ungkap Ternyata Tidur Mampu Kurangi Emosi Negatif Seseorang

by matabanua
18 Mei 2022
in Mozaik
0

D:\Data\Mei 2022\1905\11\Halaman 1-11 Kamis\peneliti.jpg

KETIKA kita tidur, maka kita akan mengalami gerakan mata cepat atau yang biasa disebut dengan Rapide Eye Movement (REM). Ini adalah keadaan tidur yang unik dan misterius, di mana sebagian besar mimpi terjadi bersamaan dengan isi emosional yang intens.

Artikel Lainnya

D:\2023\September 2023\22 September 2023\11\Halaman 1-11 Jumat\7 manfaat.jpg

7 Manfaat Daun Bidara untuk Kesehatan dan Efek Sampingnya

21 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\11\Halaman 1-11 Jumat\jangan.jpg

Jangan Diurut! Dokter Ungkap Nyeri Seperti Ini Bisa Jadi Gejala Kanker Tulang

21 September 2023
Load More

Peneliti di Departemen Neurologi Universitas Bern dan Rumah Sakit Universitas Bern mengungkapkan, otak tetap mengatur emosi selama bermimpi saat tidur untuk mengkonsolidasikan penyimpanan emosi positif sambil meredam konsolidasi emosi negatif. Namun, bagaimana dan mengapa emosi ini diaktifkan kembali belum diketahui dengan jelas.

Studi ini mempelajari pentingnya tidur dalam kesehatan mental dan menawarkan cara untuk strategi terapi baru seperti dikutip dari jurnal Neuroscience. Korteks prefrontal mengintegrasikan banyak emosi ini selama terjaga tetapi muncul secara paradoks diam selama tidur REM.

“Tujuan kami adalah untuk memahami mekanisme yang mendasari dan fungsi dari fenomena yang begitu mengejutkan,” kata Prof. Antoine Adamantidis dari Departemen Penelitian Biomedis (DBMR) di Universitas Bern dan Departemen Neurologi di Inselspital, Rumah Sakit Universitas Bern seperti dilansir dari Antara.

Ketika memproses emosi, khususnya membedakan antara bahaya dan keamanan, sangat penting untuk kelangsungan hidup hewan. Pada manusia, emosi negatif yang berlebihan, seperti reaksi ketakutan dan kecemasan, menyebabkan kondisi patologis seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Di Eropa, sekira 15 persen populasi dipengaruhi oleh kecemasan yang terus-menerus dan penyakit mental yang parah. Kelompok penelitian yang dipimpin oleh Antoine Adamantidis seperti dipublikasikan di jurnal Science, memberikan pendapat tentang bagaimana otak membantu memperkuat emosi positif, dan melemahkan emosi negatif atau traumatis yang kuat selama tidur REM.

Para peneliti pertama-tama mengkondisikan tikus untuk mengenali rangsangan pendengaran yang terkait dengan keamanan dan lainnya yang terkait dengan bahaya (rangsangan permusuhan). Aktivitas neuron di otak tikus kemudian direkam selama siklus tidur-bangun. Dengan cara ini, para peneliti dapat memetakan berbagai area sel dan menentukan bagaimana ingatan emosional diubah selama tidur REM.

Neuron terdiri dari badan sel (soma) yang mengintegrasikan informasi yang berasal dari dendrit (input) dan mengirimkan sinyal ke neuron lain melalui aksonnya (output). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa soma sel tetap diam sementara dendritnya diaktifkan. “Ini berarti pemisahan dua kompartemen seluler, dengan kata lain soma tertidur lelap dan dendrit terjaga,” jelas Adamantidis.

Pemisahan ini penting karena aktivitas dendrit yang kuat memungkinkan penyandian emosi bahaya dan keamanan, sementara penghambatan soma sepenuhnya memblokir output sirkuit selama tidur REM. Dengan kata lain, otak mendukung diskriminasi keamanan versus bahaya di dendrit, tetapi menghalangi reaksi berlebihan terhadap emosi, khususnya bahaya.

Menurut para peneliti, koeksistensi kedua mekanisme bermanfaat bagi stabilitas dan kelangsungan hidup organisme. “Mekanisme dua arah ini penting untuk mengoptimalkan pembedaan antara sinyal berbahaya dan aman,” kata Mattia Aime dari DBMR, penulis pertama studi tersebut.

Jika diskriminasi ini hilang pada manusia dan reaksi ketakutan yang berlebihan dihasilkan, ini dapat menyebabkan gangguan kecemasan. Temuan ini sangat relevan dengan kondisi patologis seperti gangguan stres pasca-trauma, di mana trauma terlalu terkonsolidasi di korteks prefrontal, hari demi hari selama tidur.

Temuan ini membuka jalan menuju pemahaman yang lebih baik tentang pemrosesan emosi selama tidur pada manusia dan membuka perspektif baru untuk target terapeutik untuk mengobati pemrosesan memori traumatis yang maladaptif, seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan konsolidasi awal yang bergantung pada tidur.

Penelitian tidur dan obat tidur telah lama menjadi fokus penelitian Universitas Bern dan Inselspital, Rumah Sakit Universitas Bern. “Kami berharap temuan kami tidak hanya menarik bagi pasien, tetapi juga masyarakat luas,” kata Adamantidis.ant/ron

Tags: PTSDREM
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Recent News

Gerakan 1.000 Pelajar Ayo Membaca

DPR Didesak Usut ‘Data Intelijen’ Jokowi

22 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\5\New folder\hal 5\hal 5\Walikota Ibnu Sina dan Wakilnya Arifin Noor didampingi istr.jpg

Walikota: Kawal Megaproyek Jembatan Pramuka-Sungai Gampa

21 September 2023
D:\2023\September 2023\22 September 2023\5\New folder\hal 5\hal 5\POLITIKUS Dr Karli Hanafi.jpg

Pancasila Jamin Kebebasan Beragama dan Jalankan Ibadah

21 September 2023

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA