JAKARTA – Sejumlah pedagang pasar enggan menjual minyak goreng kemasan karena takut rugi. Ketakutan dipicu kebijakan Jokowi melarang ekspor CPO.
Mereka khawatir kebijakan akan menurunkan harga minyak goreng dalam waktu cepat. Kuku misalnya.
Pedagang toko sembako di Pasar Cikini, Jakarta Pusat mengaku karena ketakutan itu ia memilih tak belanja minyak goreng lagi sejak libur lebaran.
“Kemasan pun sekarang saya lagi enggak mau jual karena harganya kacau. Yang se-liter biasanya saya jual Rp23 ribu. Kalau nanti saya beli dengan harga mahal terus dia turun lagi bagaimana?” ujarnya.
Kuku mengatakan kekhawatiran itu ia dasarkan pada kejadian sebelumnya. Ia pernah membeli minyak goreng dari agen seharga Rp46 ribu per dua liter, namun sekarang harga sudah berubah menjadi Rp45 ribu per dua liter.
“Terakhir jual saat harga masih Rp46 ribu buat dua liter, sekarang sudah turun jadi Rp45 ribu. Itu sebelum CPO dilarang, makanya karena dilarang jadi harganya pada turun,” kata Kuku.
Senada dengan Kuku, kekhawatiran sama juga disampaikan pedagang lain yang bernama Ian. “Kita bergantung pabriknya. Kalau dia turun saya mesti (ikut) menurunkan harganya? Jadi buat apa saya jual kalau harga turun terus,” katanya.
Ia mengatakan setelah pencabutan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan, pasokan minyak goreng kemasan sebenarnya sudah kembali melimpah.
Meski demikian, harga cenderung naik-turun. Hal itulah yang membuat dirinya merasa was-was dalam menjual minyak goreng. Karena, salah ambil keputusan, ia bisa rugi besar. “Kalau dulu minyak goreng itu di-stok karena takut kurang, tapi sekarang sudah berlimpah, tapi harganya turun terus,” sebut Ian.
Ia terakhir membeli minyak goreng pada April, stoknya pun masih tersedia lima botol merek Tropical ukuran dua liter dan dua kemasan merek Barco. Kalau pun stok habis, ia tidak mau membeli terlalu banyak. “Kalau stok habis nanti kita beli lagi, tapi enggak banyak-banyak,” kata Ian.
Sedangkan, Joko, pedagang yang berjualan di Pasar Gondangdia menyatakan tetap menjual minyak goreng kemasan karena ia tidak melihat ada perubahan harga signifikan sejak larangan ekspor CPO berlaku. “Harga enggak berubah, larangan ekspor enggak berpengaruh. Harga masih ama saja,” kata Joko. cnn/mb06