JAKARTA – Kementerian Pertanian menyebut daging hewan yang terjangkit Penyakit dan Mulut (PMK) masih bisa dikonsumsi pada bagian tertentu. Tapi, daging yang dikonsumsi juga harus melewati prosedur pemeriksaan tertentu.
“Daging yang terkena [PMK], dengan prosedur tertentu, dengan pendekatan teknis tentu, ada penelitian dan lain-lain, masih bisa dikonsumsi oleh manusia atau masih aman dikonsumsi,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam Update Penanganan PMK pada Hewan Ternak, Rabu (11/5), seperti dikutip cnnindonesia.
Menurut dia, yang tidak boleh hanya pada tempat-tempat yang langsung terkena PMK, seperti organ-organ tertentu. Misalnya kaki, tentu saja harus diamputasi dulu.
Yasin mengatakan, bagian yang harus dihindari adalah jeroan, mulut, bibir, dan lidah. Di luar bagian tersebut, masih bisa dikonsumsi selama tidak terpapar langsung oleh virus.
Kementan menyebut stereotype strain virus PMK di Indonesia telah ditemukan. Stereotype berfungsi untuk menentukan bentuk intervensi vaksin yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, Kementan sedang berusaha untuk menghadirkan vaksin PMK dalam waktu secepatnya.
“Kita sepakat dengan para gubernur khususnya Gubernur Jawa Timur dan para bupati, vaksin yang kita pakai adalah vaksin nasional,” ujarnya.
Namun, pemerintah akan mengimpor vaksin dalam 14 hari mendatang dalam jumlah yang tidak banyak sembari menunggu hasil produksi vaksin nasional.
Seperti diketahui, PMK mulai menyebar di Indonesia. Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk memberlakukan lockdown zonasi untuk mencegah mutasi PMK tersebut.
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta jajarannya membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk menangani wabah itu. Satgas diperlukan agar tahu siapa yang harus bertanggung jawab menangani hal tersebut.
6 Daerah di Aceh-Jatim
Sementara, Kementerian Pertanian menetapkan enam wilayah yang dilanda wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Wilayah tersebut tersebar di Provinsi Aceh dan Jawa Timur.
Pada Provinsi Aceh, PMK sudah dideteksi di Aceh Tamiang dan Aceh Timur. Sementara di Jawa Timur, PMK terdeteksi di Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini pemerintah tengah berupaya menghadirkan vaksin untuk menekan penyebaran dan penularan PMK tersebut. Vaksin yang sedang dibuat adalah Vaksin Nasional.
Sembari menunggu proses produksi vaksin nasional, ia mengatakan pemerintah akan mengimpor vaksin. “Kita sepakat dengan para gubernur khususnya Gubernur Jawa Timur dan para bupati, vaksin yang kita pakai adalah vaksin nasional,” ujar Syahrul.
Ia menambahkan untuk menghentikan penyebaran virus, pemerintah juga tengah membagikan obat ke Provinsi Aceh dan Jawa Timur. Sementara provinsi lainnya akan diberikan vitamin dan antibiotik yang akan disuntikkan ke ternak untuk meningkatkan imun hewan.
“Intinya, yang terkena (PMK) harus diberikan obat yang ada, tetapi yang tidak kena juga harus dinaikkan imunnya,” ujar Syahrul.
Pemerintah juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten untuk menangani wabah PMK. Pemerintah juga akan memberikan pelatihan bagi tenaga medis yang akan merawat hewan yang terjangkit PMK. web