MENGACU kepada ayat 183 al-Baqarah, tujuan puasa Ramadhan betul-betul sangat terhormat dan sangat mulia, mengapa? Karena tujuannya agar hamba yang berpuasa menjadi orang-orang yang bertakwa, suatu sebutan yang sangat mulia dalam pandangan agama.
Sebutan takwa terkait dengan perintah Allah dan laranganNya untuk dilaksanakan dan untuk ditinggalkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Perintah Allah banyak; sebut saja umpamanya shalat wajib lima waktu, naik haji bagi hamba Allah yang memenuhi persyaratan, puasa Ramadhan, dan lain-lain.
Demikian juga laranganNya banyak; umpamanya tidak boleh menserikatkanNya dengan sesuatu, tidak boleh mengambil hak orang lain, merampok, membunuh, berzina,dan lain-lain.
Segala perintahNya yang dilaksanakan seseorang hamba, kebaikannya bukan untuk Allah, tetapi untuk hamba itu sendiri. LaranganNya jika dilanggar, akibatnya untuk seseorang yang melanggar itu, namun dalam hal ini, jauh-jauh hari al-Quran mengingatkan agar jangan coba-coba melanggar perintah Allah, bahkan al-Quran mengingatkan agar hamba-hamba yang beriman bertakwa dengan sebenar-benar takwa.
Orang yang bertakwa adalah orang yang paling mulia di sisi Allah; mulia di hadapanNya bukan karena suku atau bangsa, tetapi berkat ketakwaan seseorang. Al-Hujurat 13 menerangkan yang artinya sebagai berikut “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertawa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Memberitahu.”
Dari sini diketahui Allah memuliakan seseorang bukan karena bangsanya, bukan pula karena sukunya sebagai suku yang terhormat umpamanya; seseorang hamba mulia karena amalnya. Apakah perbuatan atau amal seseorang sesuai dengan hukum-hukumNya atau ketentuanNya, atau bagaimana; ukurannya adalah ketentuan agama.
Ulama mengatakan orang yang takwa itu takut melanggar perintah Allah, sehingga ia selalu berupaya berbuat baik, qana’ah; mensyukuri nikmat sekalipun untuknya karunia Tuhan sedikit, wara’, lebih mementingkaan akhirat daripada keduniaan, dan yakin akan segala kebenaran kehendak Tuhan.
Sesuai pesan al-Baqarah 183 puasa mengantar hamba Allah menjadi orang yang bertakwa; berarti puasa mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik, melaksanakan perintahNya menjauhi segala laranganNya, memiliki sifat-sifat terpuji seperti qana’ah, pandai bersyukur, wara’ dan yakin. Semoga bermanfaat. (*)