
BANJARMASIN – Progres laba PT Air Minum Bandarmasih (Perseroda) dari tahun ke tahun semakin menurun. Tercatat laba perusahaan air milik Pemko Banjarmasin tersebut mengalami penurunan puluhan miliar rupiah sejak tahun 2018 hingga tahun 2021.
Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin, Awan Subarkah mengungkapkan, dari tahun 2018 laba turun dari angka Rp 22,5 miliaran.
“Dari tahun ke tahun terus merosot, tahun 2018 laba Rp 22,5 miliar dan kini terakhir tahun 2021 laba hanya sekitar Rp 3,1 miliar,” ujar Awan, usai rapat evaluasi Laporan Kinerja Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota 2021 PT Air Minum Bandarmasih,
Kamis lalu.
Politisi PKS ini mengatakan, laba mengalami penurunan karena biaya operasi perusahaan semakin besar, sementara pendapatan tetap hanya dari retribusi bulanan pelanggan.
“Ini harus dicarikan solusi cepat karena jika dibiarkan tahun 2022 bisa mengalami kerugian,” tuturnya.
Ia menjelaskan, beberapa upaya dan solusi akan diupayakan untuk menyelematkan perusaahan air satu-satunya di Banjarmasin tersebut. Namun suaranya harus ada kombinasi pelayanan masyarakat tetap maksimal dengan tarif tidak naik.
“Makanya perlu dilakukan penyertaan modal untuk menyehatkan PAM kembali, karena jika dibiarkan merugi akan mempengaruhi pelayanan masyarakat,” jelasnya.
Untuk itu, PT Air Minum Perseroda ini harus menjalani proses dan syarat untuk mendapatkan penyertaan modal. “Harapannya saat APBD perubahan atau sebelum akhir tahun bisa terlaksana,” katanya.
Solusi lainnya yakni dari segi full cosh recovery (FCR) atau tarif yang dikenakan kepada pelanggan masih di bawah harga produksi.
“FCR semakin menipis, sebelumnya biaya operasional lebih rendah dari biaya pendapatan. Namun kini biaya operasional lebih tinggi dibanding pendapatan juga menjadi beban perusahaan,” jelasnya.
Alternatif solusi lainnya yakni memberikan subsidi tarif dari pemko atau Pemprop yang bisa dilakukan jika sudah Perseroda. “Tarif sebenarnya naik namun tarif tersebut disubsidi oleh pemko dan Pemprop sehingga masyarakat tidak merasakan kenaikan tarif mengingat masih dalam pemulihan ekonomi masa pandemi,” jelasnya.
Evaluasi LPKJ tersebut dihadiri Direktur Utama H Yudha Ahmadi, Direktur Operasional Supian dan Sekretaris Perusahaan Sudrajat.
“Tahun ini kami perlu fokus juga dalam perbaikan jaringan yang sering bocor karena usia tua. Selain itu akan dimulai dengan pemasangan pipa dari Banua Anyar hingga di Sungai Andai untuk pelayanan maksimal di wilayah tersebut,” jelas Supian. Via