JAKARTA – Pemberdayaan usaha ultramikro dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi fokus utama pemerintah. Sektor usaha ultramikro dan UMKM ini memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional.
Pemerintah menargetkan rasio kredit ke UMKM sebesar 30 persen pada 2024, maka dibentuk pula holing ultramikro (Umi) agar dapat memberikan pembiayaan murah dan cepat kepada pelaku UMKM. Digitalisasi UMi dan mikro pun menjadi landasan utama untuk mencapai pemberdayaan ini.
Melalui ekosistem digital, BRI mempertegas posisinya sebagai bank yang fokus pada UMKM. Adapun transformasi digital yang dilakukan oleh perseroan merupakan upaya menjawab kebutuhan masyarakat atas layann keuangan yang mudah, terjangkau, dan terintegrasi.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan digitalisasi produk UKM dan strategi pemasaran secara online harus terus diakselerasi untuk menghadapi tuntutan di tengah pandemi seperti saat ini.
Pendampingan pelaku UKM secara online dilakukan BRI melalui platform digital Bisnis to customer (B2C) yang menghubungkan pelaku usaha UKM dengan para pembeli secara langsung melalui aplikasi jual-beli komoditas secara daring.
Supari menjelaskan banyak komoditas diperjualbelikan pada platform daring tersebut terutama pertanian dan peternakan. Mulai dari beras, jagung, aneka sayur, telur, hingga pakan ternak. Adapun aplikasi ini khusus diperuntukkan nasabah BRI. “Platform ini juga memberi kemudahan berupa dana talangan kekurangan modal. Tidak ada bunga dan jaminan,” kata Supari.
Aplikasi yang dibangun pada akhir 2020 itu menjadi embrio menuju UMKM naik kelas. Ke depan Supari berharap melalui aplikasi PARI masyarakat semakin sejahtera dan usaha yang dikelola semakin maju.
“Platform daring tersebut adalah embrio untuk membentuk blockchain UMK, tinggal diberi tracking, logistik, dan pencatatan. Terbesar di wilayah Lampung, Kendal, Medan,” kata Supari.
Tak hanya itu, Supari mengungkapkan sebagai bentuk merealisasikan komitmennya dalam mendukung UMKM, dengan membangun dan mengembangkan outlet pemberdayaan pelaku UMKM yang nantinya secara offline dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan produk UMKM.
Outlet tersebut menjual produk dari berbagai pelaku UMKM binaan BRI dari dari seluruh Indonesia. Produk usaha yang dijual platform ini cukup beragam, dimulai dari buah, sayur, frozen food, makanan dan minuman siap santap, hingga makanan ringan/cemilan-cemilan khas daerah.
Supari menyebut selama ini produk klaster masih terbatas di wilayah sekitaran kelompok usaha. Media pemasaran produk juga masih terbilang tradisional sehingga produk menjadi kurang dikenal oleh masyarakat luas.
Adapun pembentukannya, akan sangat membantu para pelaku usaha di sektor tersebut. Supari optimistis kultur tenaga pemasar BRI dapat menjadi lebih kuat, khususnya mantri sebagai advisor pelaku UMKM. rep/mb06