JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi diminta segera mengambil manuver dan aksi nyata sebagai upaya mengendalikan sejumlah kebutuhan pokok dan harga pangan serta membantu meringankan beban konsumen dan masyarakat secara luas.
Salah satu yang disoroti minyak goreng. Ini diungkapkan Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal E Halim. “Determinasi dalam pengendalian pasokan dan menghadirkan harga yang terjangkau menjadi tugas utama Mendag,” kata Rizal Halim melansir Antara, Senin.
BPKN menilai Mendag gagal mengendalikan stok dan isu minyak goreng yang membuat harga minyak goreng naik tinggi.
Situasi kelangkaan minyak goreng terus terjadi bahkan setelah sejumlah peraturan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan. Hampir 4 minggu pasca Mendag ingin menyampaikan mafia mafia minyak goreng yang hingga sekarang belum juga terungkap.
“Di sisi lain sejumlah kebutuhan pokok lainnya mulai merangkak naik dari daging, cabe, telur dan lainnya,” jelasnya.
Realita ini dikatakan sangat miris khususnya di tengah semangat Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin swasembada pangan.
Sementara jauh panggang dari api, volatilias harga pangan tetap tak terkendali, pasokan seperti ilmu sihir yang bisa menghilang seketika dan muncul seketika.
“Kelalaian mengendalikan stok dan isu migor memang besar dikontribusikan oleh Mendag hingga saat ini. Migor curah tetap langka dan sebentar lagi pesta pora dana sawit berlangsung di tengah kesulitan masyarakat,” katanya.
Hasil Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia (BI) menyatakan, perkembangan harga pada minggu pertama April 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,68 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm). Secara tahun kalender sebesar 1,89 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,20 persen (yoy).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyatakan, komoditas utama penyumbang inflasi April 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu minyak goreng sebesar 0,24 persen secara mtm. Diikuti bensin 0,18 persen secara mtm, daging ayam ras 0,08 persen secara mtm.
Selanjutnya, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen mtm, cabai merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,03 persen mtm, sabun detergen bubuk/cair sebesar 0,02 persen mtm. Kemudian, daging sapi, bawang putih, tempe, jeruk, bayam, kangkung, ayam goreng, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.
“Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu tomat -0,02 persen secara mtm dan angkutan udara -0,01 persen secara mtm,” Kata Erwin. rep/mb06