Oleh : Irwansyah, S.Pd (Guru SDN Juku Eja, Kab. Tanah Bumbu )
Merdeka belajar telah diinstruksikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2000 ini untuk dilaksanakan di Lembaga Pendidikan yang tersebut di seluruh Indonesia. Kemerdekaan dalam belajar yaitu kebebasan lembaga pendidikan dalam merancang kebijakannya yang agar pendidik terhindarkan dari birokrasi yang rumit serta peserta didik dapat memilih bidang pendidikan yang mereka senangi ( Kemendikbud 2020).
Merdeka belajar dalam pembelajaran PJOK, salah satunya adalah membiarkan siswa bergerak sesuai dengan kesenangan mereka menggunakan fasilitas yang disiapkan dan sengaja dirancang oleh guru untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Memang akan terkesan terjadi pembiaran dalam aktivitas belajar, seakan-akan siswa dibebaskan melakukan berbagai aktivitas belajar dengan sendirinya. Untuk mengontrol hal tersebut, peran guru harus semakin kuat pada sisi monitoring dengan menggunakan berbagai strategi yang sesuai agar aktivitas siswa sesuai alur untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, karena Penjas tidak hanya berfokus pada aspek psikomotor (keterampilan gerak) saja, tetapi memperhatikan aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek afektif (perilaku) juga. Namun pada prakteknya dalam penerapan pembelajaran dibanyak sekolah lebih banyak menerapkan praktek daripada pembelajaran teori pengetahuan.
Salah satu tujuan pendidikan jasmani menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan serta mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis.
Hal ini menjadi dasar bahwa mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ini memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan proses belajar peserta didik. Guru Pendidikan Jasmani harus mampu menjadi agen transformasi bagi peserta didik baik dalam pembelajaran maupun di luar jam mengajar. Selain menyampaikan materi sesuai dengan kurikulum, guru juga dituntut untuk meningkatkan pentingnya literasi fisik bagi peserta didik. Konsep merdeka belajar dapat menjadi pemicu bagi peserta didik untuk mengembangkan karakter melalui aktivitas jasmani yang muncul dalam pembelajaran PJOK. Peserta didik dapat memilih aktivitas fisik yang akan dilakukan sesuai dengan kegemarannya, sesuai arahan penerapan literasi fisik yang diberikan oleh guru, salah satunya dengan Rancangan pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting sebelum melaksanakan pembelajaran. Seorang pendidik harus memahami kompetensi yang ingin dicapai melalui acuan kurikulum yang digunakan dalam kurikulum pembelajaran. Langkah awal dalam menyusun rancangan pembelajaran adalah analisis kebutuhan dimana seoarang pendidik perlu melakukan survey terhadap kondisi lapangan yang dihadapi pada saat mengajar nanti. Kondisi lapangan yang perku dijadikan dasar dalam merancang pembelajaran antara lain : fasilitas, kondisi lingkungan, karakteristik peserta didik, dan materi yang perlu diajarkan. Dalam tren merdeka belajar rancangan pembelajaran perlu didesain.
Agar peserta didik mampu berliterasi secara optimal dan menyerap ilmu pengetahuan seoptimal mungkin tanpa ada tekanan dan hambatan. Selain itu dalam merdeka belajar, guru perlu menyederhanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hanya satu halaman, hal tersebut dilakukan agar guru tidak terbebani oleh administrasi pendidikan, sehingga RPP dapat fungsional sebagai dasar evaluasi dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Melalui tren merdeka belajar guru dan siswa sudah sama-sama diuntungkan dalam peran mereka masing-masing.
Kondisi yang sering terjadi dalam realitanya, yaitu : yang terpenting dalam pembelajaran adalah guru masuk kelas, mengajar, melakukan evaluasi yang monoton, berorientasi pada nilai akhir, melaksanakan waktu penilaian sesuai keinginan dan senyamannya, terlepas dari konsep dasar rancangan pembelajaran untuk tren merdeka belajar. Paradigma lama yang telah terjadi perlu dihilangkan dan sebenarnya langkah awal dalam pembelajaran adalah membuat perencanaan yang baik. Jika perencanaan telah tersusun dengan baik, maka arah dan tujuan pembelajaran dapat dilakukan dan dikontrol dengan baik. Kemudian ujung dari pembelajaran adalah pelaksanaan evaluasi yang bermakna. Dalam merdeka belajar, perencanaan tidak lagi kaku seperti era di masa lalu, namun lebih fleksibel, dimana peserta didik dapat mengekplorasi penuh dalam mencari ilmu pengetahuan yang mereka sukai. Kemudian guru tidak terbebani dengan pembuatan administrasi pembelajaran yang banyak dan hanya formalitas saja. Dengan memberikan kemudahan akses pembelajaran tersebut diharapkan tujuan dalam mencapai kompetensi dapat dicapai salah satunya dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.