Senin, September 1, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Banyak K/L dan Pemda Tak Bisa Bedakan Produk Lokal dan Impor

by matabanua
7 April 2022
in Ekonomi & Bisnis
0

JAKARTA – Kementerian Perindustrian menilai realisasi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah bisa mencapai Rp 500 triliun jika para produsen produk dalam negeri masuk dalam ekosistem e-katalog LKPP.

Sebab, selama ini banyak instansi pemerintah yang belum mengetahui jenis program dalam negeri yang ada di sistem LKPP.

Artikel Lainnya

D:\2025\September 2025\1 September 2025\7\hal Ekonomi ( 01 September)\aa.jpg

Harga Emas Antam Tembus Rp2.060.000

31 Agustus 2025
D:\2025\September 2025\1 September 2025\7\hal Ekonomi ( 01 September)\cec.jpg

Bulog Tekankan Gerakan Pangan Murah

31 Agustus 2025
Load More

“Kata kuncinya strategi kita memasukkan produsen ke e-katalog karena binsi matching ini memang memerlukan produknya,” kata Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian, Reni Yanita di Jakarta.

Reni mengaku, selama ini para buyer dari kementerian/lembaga dan Pemda tidak bisa membedakan produk dalam negeri dan produk yang diimpor di dalam negeri.

“Pemda atau KL tidak tahu kalau produk lain tidak ada. Mereka tidak tahu itu produk dari luar, ini jadi banyak yang tidak tahu dari buyer,” katanya.

Untuk itu, menurut Reni semua pihak harus ikut mendorong agar para produsen maupun pelaku usaha produk dalam negeri masuk LKPP. Apalagi sebagian kementerian/lembaga memiliki pelaku usaha binaan yang bisa didorong masuk dalam ekosistem belanja pemerintah.

Reni mengaku, cara tersebut telah dilakukan Kementerian Perindustrian, namun belum terlalu masif. Sebab, industri maupun pelaku usaha belum mengetahui detail barang atau jasa yang dibutuhkan pada KL dan Pemda.

“Jadi memang kebijakan ini sudah dilakukan tapi belum semasif dari saat ini, karena KL dan Pemda belu seterbuka ini dan sekarang semua pihak mulai membuka belanjanya.

Kepada Pemda, Reni mendorong agar belanja APBD memprioritaskan produk yang dihasilkan dari daerahnya. Sehingga para produsen dalam negeri tidak lagi khawatir memproduksi dalam jumlah besar karena sudah ada pasarnya. “Kalau ada Pemda kembangkan tenun misalnya, Pemdanya belanja sendiri. Kami tidak khawatir produk IKM tersebut apalagi yang berbasis pangan ini pasti akan dibeli,” katanya. lp6/mb06

Tags: APBDDirjen IKMA Kementerian PerindustrianLKPPReni Yanita
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA