JAKARTA – Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyampaikan, fase pertama kenaikan harga-harga pangan akan segera berakhir dan akan terjadi penurunan harga.
Meski begitu, pemerintah diharap menyiapkan antisipasi matang untuk menghadapi fase kedua kenaikan harga pangan menjelang Lebaran pada awal Mei mendatang.
Sekretaris Jenderal Ikappi, Reynaldi Sarijowan, mengatakan, fase pertama kenaikan harga pangan akan mulai mereda setelah sepekan memasuki bulan Ramadhan. Itu lantaran adanya penurunan permintaan dan daya beli masyarakat.
“Namun ini akan naik lagi satu pekan menjelang Idul Fitri, yang masuk fase kedua, jadi kami minta kepada pemerintah untuk mengeluarkan seluruh daya dan upaya dalam proses pelaksanaan penurunan harga pangan sehingga tidak terlampau tinggi,” kata Reynaldi dalam keterangan tertulisnya Rabu.
Ia menjelaskan hingga hari ketiga Ramadhan, Selasa lalu kemarin, beberapa harga komoditas pangan masih cukup tinggi dan belum dapat turun. Di antaranya minyak goreng curah Rp 19.500 per liter, aneka cabai Rp 50 ribu-Rp 60 ribu per kg, serta bawang merah sekitar Rp 37 ribu per kg dan bawang putih Rp 33.500 per kg.
Adapun, komoditas lainnya yakni daging sapi Rp 143 ribu per kg, tepung terigu Rp 9 ribu per kg, daging ayam ras tembus Rp 40.200 per kg, telur ayam ras Rp 25.300 per kg serta gula pasir yang masih tetap Rp 14.500 per kg karena barang yang langka.
“Itu beberapa komoditas yang kami pantau sampai detik ini masih cukup tinggi,” ujarnya.
Pada bagian lain dijelaskan, beberapa harga komoditas pangan naik menjelang Lebaran 2022. Tak terkecuali, daging sapi.
Menurut Reynaldi Sarijowan, pada H+3 Ramadan, harga daging sapi naik Rp3.000 per kg dari Rp140 ribu jadi Rp143 ribu per kg.
“Beberapa komoditas yang kami pantau sampai detik ini masih tinggi dan beberapa komoditas yang tinggi ini masih kami dorong agar pada fase ke 2 menjelang Idul Fitri tidak ada kenaikan,” ujarnya.
Reynaldi mengatakan berbagai komoditas lain juga naik harga, misalnya minyak goreng di kisaran Rp19.500 per kg, cabai rawit merah mah Rp60 ribu per kg, bawang merah naik dari Rp33 ribu ke Rp37 ribu per kg, bawang putih dari Rp30 ribu ke Rp33.500 per kg.
Kemudian, daging ayam naik dari Rp39 ribu ke Rp40.200 per kg, telur dari Rp22 ribu ke Rp25.300 per kg, gula pasir dari Rp13.500 menjadi Rp14.500 per kg, dan tepung terigu dari Rp7.500 menjadi Rp9.000 per kg.
Mengamini Reynaldi, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asnawi mengungkapkan kenaikan harga daging sapi sudah terjadi sejak Senin (4/4) lalu dan diproyeksikan berlanjut hingga menjelang idul fitri.
Dari catatannya, daging jenis steer dijual seharga Rp57.500 per kg, daging sapi jenis heifer Rp57 ribu per kg, dan daging sapi Rp53.500 per kg.
Asnawi memproyeksikan harga daging di tingkat pengecer akan tembus Rp160 ribu-Rp180 ribu/kg menjelang Idul Fitri. “Harga timbang hidup sapi siap potong di feedlot akan tembus ke Rp59 ribu-Rp62 ribu/kg,” imbuhnya.
Ia menuturkan ada beberapa alasan yang mendorong kenaikan harga daging sapi, seperti keterbatasan sapi impor dari Australia dengan harga sangat tinggi. Lalu, stok sapi lokal atau dalam negeri juga tidak dapat memenuhi kebutuhan yang menanja. rep/cnn/mb06
Ikappi,
Idul Fitri,
Lebaran 2022,