JAKARTA – Sholat tarawih sangat istimewa karena tarawih hanya bisa dikerjakan pada bulan suci Ramadhan. Banyak keutamaan bagi orang yang mengerjakan sholat tarawih. Salah satu di antaranya adalah diampunkan dosa. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits, yang artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepada saya Abu Salamah bahwa Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah ? berkata tentang bulan Ramadan, “Barangsiapa yang menegakkannya karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya”. (HR. Bukhari).
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. KH. Asep Usman Ismail menjelaskan kata qamahu dalam hadits tersebut adalah qiyamu ramadhan atau sholat sunah tarawih. Sebab tarawih hanya bida dilakukan pada Ramadhan. Sementara tarawih sendiri berasal dari kata roha yang artinya istirahat atau rileks.
Prof Asep yang juga pengampu mata kuliah tasawuf dan akhlak mengatakan dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa untuk menggapai keutamaan dari ibadah tarawih yakni diampuninya dosa maka terdapat dua syarat. Pertama yakni menjalankan qoyamu ramadhan dengan dasar iman kepada Allah SWT.
“Ditafsirkan oleh ulama yaini motifnya karena iman kepada Allah. Motif itu menjadi niat, niatnya taqorub ilallah (ingin dekat dengan Allah). Setelah ingin dekat, ada target ada harapan. Harapannya ingin mendapat ridho Allah, dan dilakukan dengan hati yang bersih, tak ada motif lain kecuali dari hati yang bersih, jernih, bening, itulah namanya Imanan,” kata Prof Asep saat mengisi kajian Ramadhan di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran Jakarta.
Kedua, yakni wahtisaban. Prof. Asep menjelaskan makna wahtisaban atau ihtisab adalah penuh perhitungan, atau dengan cermat dalam menjalankan qiyamu ramadhan.
Maksudnya seseorang harus benar-benar memeprsiapkan segala sesuatunya, mulai dari memastikan kesucian dan kebersihan pakaian yang digunakan. Hingga menjauhkan diri dari barang haram, serta sifat-sifat tercela seperti ujub, riya dan takabur.
“Kalau itu terpenuhi, Allah akan berikan hadiah. Maka ghofiro lahu, diberi ampunan kepadanya, apa yang sudah dilakukannya,” katanya.
Menurut Prof Asep dengan diampuni dosanya oleh Allah SWT, maka seseorang akan mendapatkan kebersihan kalbu, mendapat keridhoan, dan kenikmatan. Selain itu orang yang dihapuskan dosanya maka akan dimasukan ke surga. Maka orang yang berada di dalam surga akan mendapatkan kenikmatam berjumlah dengan Allah. rep/mb06