oleh : Cintya Nurika Irma , Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP, Universitas Peradaban
Penulisan karya ilmiah sebagai bagian proses pembelajaran menyusun karya tulis dengan menerapkan kaidah ilmiah yang dilandasi data dan fakta sebagai wujud berpikir kritis, kreatif, dan intelektual. Berpikir kritis merupakan proses melakukan upaya penelaahan secara tajam dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang dalam menghasilkan suatu hasil dan keputusan berdasarkan data dan fakta.
Kreatif mengarah pada kemampuan dalam menciptakan sesuatu sebagai ide baru sebagai alternatif dari kemungkinan atau peluang untuk ide tersebut dapat diterima dan bermakna oleh masyarakat. Intelektual sebagai bentuk mengimplementasikan pemikiran dan pemahaman berdasarkan ilmu pengetahuan. Ketiga wujud tersebut seyogyanya terpatrikan dalam pengajaran penulisan karya ilmah bagi civitas academica di perguruan tinggi. Perka LIPI Nomor 4 Tahun 2012 menyatakan bila dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah setidaknya memuat sifat-sifat logis, objektif, sistematis, andal, desain, dan akumulatif.
Bersifat logis berarti kerunutan penjelasan dari data dan informasi yang masuk ke dalam logika pemikiran kebenaran ilmu. Bersifat objektif berarti data dan informasi sesuai dengan fakta sebenarnya. Bersifat sistematis, berarti sumber data dan informasi yang diperoleh dari hasil kajian dengan mengikuti urutan pola pikir yang sistematis/berkelanjutan. Bersifat andal berarti data dan informasi yang telah teruji dan sahih serta masih memungkinkan untuk terus dikaji ulang.
Bersifat desain berarti terencanakan dan memiliki rancangan. Bersifat akumulatif berarti kumpulan dari berbagai sumber yang diakui kebenaran dan keberadaannya serta memberikan kontribusi bagi khasanah iptek yang sedang berkembang. Tak kalah penting, pemahaman dan penerapan kode etik ilmiah sehingga tindakan pelanggaran dapat dikendalikan agar tidak terjadi seperti , a) mengutamakan kejujuran dan kebenaran, b) terhindar melakukan plagiat, c) bersikap ilmiah dan objektif, d) terbuka menerima argumen/saran dari orang lain, dan e) menghargai karya orang lain.
Mematrikan Keterampilan Berbahasa
Kegiatan penulisan karya ilmiah telah melekat dan menjadi bagian rutinitas bagi civitas academica terlebih terdapatnya mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah maupun mata kuliah dengan melibatkan penugasan maupun praktik menulis karya ilmiah. Salah satunya mahasiswa yang berdampak pada peningkatan keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis.
Mengapa demikian? Saat menuliskan karya ilmiah, mahasiswa dituntut untuk mengembangkan pengetahuannya dengan membaca berbagai literatur yang akan mendukung sumber dalam penulisan yang dikorelasikan dengan kegiatan literasi. Selain itu, mahasiswa secara tidak langsung akan berpikir kritis mengenai pemilahan dan ketepatan dalam referensi yang akan digunakan. Keterampilan menyimak akan terpatri dalam diri mahasiswa pula melalui kegiatan pengumpulan data seperti wawancara, menyimak rekaman, mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah maupun diskusi.
Pada keterampilan berbicara, mahasiswa dapat diarahkan pada presentasi hasil penulisan karya ilmiah yang telah dilakukan. Keaslian, kejelasan, kebersesuaian, dan ketepatan dapat menjadi indikator dalam pemaparan yang dilakukan pada mahasiswa. Pembiasaan ini dapat dilakukan jika dalam perkuliahan melalui kegiatan diskusi, mengikutsertakan mahasiswa dalam presentasi kegiatan ilmiah maupun menanggapi hasil paparan dari narasumber.
Tindakan tersebut akan memperkuat pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa dan melakukan afirmai, konfirmasi maupun pemerolehan pengetahuan baru. Selanjutnya, pada keterampilan menulis, setelah melalui korelasi proses tiga keterampilan berbahasa sebelumnya, mahasiswa diarahkan untuk mengaktualisasikan gagasan maupun hasil penelitian atau kajian dalam bentuk tertulis.
Selama proses menulis, mahasiswa dituntut dalam ketepatan memilah dan menggunakan kata, frasa, klausa, dan kalimat efektif yang disusun dalam bentuk wacana dengan dukungan pemahaman gaya selingkung penulisan, pencarian literatur, dan prosedur publikasi. Oleh sebab itu, menulis karya ilmiah dapat menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan keterampulan berbahasa mahasiswa.