
Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tidak takut terhadap virus corona varian Omicron XE yang merupakan strain rekombinan dari dua varian Omicron versi sebelumnya, yakni BA.1 dan BA.2.
“Masyarakat diimbau untuk tidak perlu takut berlebih, karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi, termasuk kepada virus selain Covid-19,” kata Wiku dalam konferensi pers, Selasa (5/4), kepada cnnindonesia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyatakan bahwa tingkat penularan varian Omicron XE 10 persen lebih tinggi dari BA.2. Namun demikian, temuan awal itu masih harus diteliti lebih lanjut oleh para peneliti.
Wiku mengatakan pemerintah terus berupaya mengawasi pintu masuk Indonesia guna meminimalisir persebaran varian-varian baru. Pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) dalam mengidentifikasi varian baru di Indonesia.
“Sejauh ini menurut Kementerian Kesehatan, varian yang pertama kali ditemukan di Inggris ini belum ditemukan di Indonesia,” ujarnya.
Pada 22 Maret lalu, Health Security Agency (HSA) telah mengidentifikasi 637 kasus Omicron XE di Inggris dengan membandingkan sampel genom subvarian BA.2 dari Omicron. Hasilnya, 9,8 persen XE lebih mudah menular.
Lembaga tersebut juga memperingatkan bahwa data yang didapat saat ini masih tahap awal. Namun, tingkat pertumbuhan diperkirakan akan membuat penularan yang lebih banyak.
Para peneliti melaporkan rekombinasi genom antara varian Delta dan Alpha pada 26 sampel pasien Sars-CoV-2 di Jepang dan antara varian Alpha dan varian B.1.177, pertama kali dilaporkan di Spanyol pada musim panas 2020.
WHO pun melaporkan saat ini mereka sedang memantau varian Omicron XE. Namun sampai saat ini belum ada bukti bahwa itu adalah varian yang lebih mengkhawatirkan seperti Alpha, Delta dan Omicron.web