Minggu, Mei 18, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Abah Taryo dan Lansia yang Aktif di Pasar Kerja

by matabanua
4 April 2022
in Opini
0
D:\Data\April 2022\0404\8\opini Terbit Selasa  HL masuk 1 April ada foto Nuruddin Zain (2).JPG
Oleh: Nuruddin Zain, ASN BPS Kota Banjarmasin

MEMASUKI awal tahun 2022, kita diajak menjadi “baper” bila mengikuti pemberitaan tentang Abah Taryo. Seorang penjual cilok dengan usia yang sudah senja di Kabupaten Garut. Dengan usia kurang lebih 73 tahun, yang merupakan usia yang sudah jarang ada di masyarakat, karena lebih tinggi dari usia harapan hidup Indonesia terkini (usia harapan hidup Indonesia 2021 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 71,57 tahun).

Dengan tubuh rentanya, Abah Taryo menjajakan ciloknya sejak pukul 05.00 hingga sore hari. Dan itu dilakukan dengan berjalan sambil memikul dagangan cilok dan alat masaknya. Sesekali ia mesti beristirahat, karena ia tidak sanggup bila berjalan terus menerus.

Artikel Lainnya

D:\2025\Mei 2025\15 Mei 2025\8\8\master opini.jpg

Mirisnya Pendidikan di Indonesia, Bagaimana Sistem Islam Menjadi Solusinya?

15 Mei 2025
D:\2025\Mei 2025\15 Mei 2025\8\8\Luci Fitriyanti.jpg

MembangunMentalitasWirausaha Mahasiswa

15 Mei 2025
Load More

Padahal, pendapatannya juga tidak seberapa. Hanya 20 sampai 30 ribu rupiah per harinya -di bawah garis kemiskinan terkini yang dirilis BPS, yakni Rp486.168 per kapita per bulan pada September 2021. Itupun kalo dagangannya habis terjual. Abah Taryo hanya sanggup berjualan 3-4 hari dalam seminggunya

Lansia yang yang Aktif di Pasar Kerja

Sebenarnya, lansia lain yang aktif di pasar kerja, seperti Abah Taryo, juga banyak di sekitaran kita. Masih banyak lansia (usia 60 tahun ke atas) yang terpaksa masih aktif di pasar kerja (bekerja atau mencari kerja). Dengan kondisi ini seharusnya mereka mulai diperhatikan oleh kita semua.

Di negara kita, menurut data BPS pada tahun 2021, penduduk lansia dengan kegiatan seminggu yang lalu bekerja dan mencari kerja, melebihi mereka yang sudah dapat menikmati hidup -yang diasumsikan dari mereka yang mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya.

Lansia yang bekerja, seperti Abah Taryo adalah sebesar 49,46 persen. Kemudian, 1,39 persen adalah yang mencari kerja. Lalu, yang dapat diasumsikan menikmati hidup adalah sisanya sebesar 49,15 persen.

Kondisi yang mungkin tidak menggembirakan karena dengan usia yang sudah menapak senja, Abah Taryo dan lansia lainnya terpaksa tetap bekerja atau mencari kerja. Kemungkinan penyebabnya adalah ketiadaan tabungan untuk jaminan hari tua, atau tidak ada keluarga yang menjamin kehidupan mereka, atau bisa juga untuk mengisi kegiatan di hari tua. Bila pilihan penyebabnya adalah ketiadaan tabungan, dan ketiadaan keluarga untuk bersandar, seperti halnya pengakuan Abah Taryo kenapa dia mesti bekerja, maka itu merupakan kondisi yang memprihatinkan.

Bonus Demografi Kedua

Di sisi lain, Abah Taryo dan lansia lainnya yang bekerja dan mencari kerja ini menandakan satu hal yang positif terjadi di negara kita -bisa menjadikan keuntungan bila dilakukan langkah yang tepat-, di mana mereka yang sudah lansia ternyata masih aktif di pasar kerja, yang menandakan mereka masih produktif. Berkaca dengan hal tersebut maka ada harapan keuntungan pada bonus demografi yang kedua, yakni banyaknya penduduk lansia yang masih produktif, di samping bonus demografi yang pertama, yakni dominannya penduduk usia produktif (15-64 tahun) pada struktur penduduk di negara kita. Namun, terlebih dahulu kita perlu mendapat dukungan dari data lainnya, sehingga bisa mengambil kesimpulan bahwa Abah Taryo dan banyaknya penduduk lansia lainnya yang bekerja, dan mencari kerja ini adalah merupakan bagian dari bonus demografi yang terjadi di negara kita, bukan malah menjadi beban. Data tersebut adalah angka kesakitan/keluhan kesehatan.

Kondisi Kesehatan Lansia

Di Indonesia pada tahun 2021, sebanyak 42,22 persen lansia pernah mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, separo di antaranya (22,48 persen) terganggu aktivitasnya sehari-hari atau sakit. Sebenarnya, dengan kondisi ini menunjukkan hampir separo lansia yang kemungkinan bukan pada kondisi yang prima. Kemungkinan tuntutan untuk menafkahi hiduplah yang memaksa mereka untuk tetap aktif di pasar kerja.

Data lain yang dapat dipergunakan adalah status pekerjaan. Penduduk lansia yang bekerja pada status pekerjaan yang rentan harus diminimalkan. Dengan kondisi yang tidak prima lagi semestinya mereka mempunyai jaminan keselamatan, dan kesehatan yang bisa ditunjukkan dari status pekerjaan yang mereka dapatkan. Status pekerjaan yang diasumsikan tidak rentan, yakni memiliki jaminan keselamatan dan kesehatan adalah pada status pekerjaan formal, yakni mereka yang bekerja sebagai berusaha dengan buruh/karyawan/pegawai dibayar, serta mereka yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dibayar.

Di Indonesia pada tahun 2021, mereka yang bekerja secara formal adalah sebesar 13,98 persen. Terlihat sangat sedikit sekali lansia yang bekerja dengan adanya jaminan kesehatan dan keselamatan. Sangat banyak sekali mereka yang terpaksa bekerja secara rentan, yakni sisanya sebesar 86,02 persen. Dalam hal status pekerjaan, Abah Taryo termasuk dalam pekerja informal. Jadi, semakin bertambah miris nasib Abah Taryo. Bekerja di usia senja dan pada pekerjaan yang tidak ada jaminan keselamatan dan kesehatan pula, karena sebagai pekerja rentan.

Langkah Perbaikan

Apabila becermin dari data yang ada, maka kondisi lansia di negara kita adalah lebih banyak angkatan kerja (bekerja dan mencari pekerjaan) daripada yang bukan angkatan kerja. Tampak dari mereka yang masuk ke pasar kerja, nilainya melebihi mereka yang tidak berada di dalam pasar kerja, yakni yang menikmati hidup dengan cara mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya. Namun, yang memprihatinkan mereka kemungkinan terpaksa bekerja atau mencari kerja dengan kondisi yang kurang fit. Hal ini terlihat dari angka kesakitan mereka yang cukup tinggi.

Dengan keadaan ini perlu diupayakan langkah perbaikan, seperti: 1) memaksimalkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap seluruh lansia. Publikasi BPS menunjukkan di Indonesia pada tahun 2021, sekitar tujuh dari sepuluh (70,96 persen) lansia memiliki jaminan kesehatan nasional (JKN). Terlihat masih cukup banyak banyak lansia yang belum terlayani JKN; 2) langkah preventif lebih diprioritaskan daripada kuratif pada peningkatan derajat kesehatan para lansia; 3) memaksimalkan gerakan pola hidup sehat. Caranya melalui hidup seimbang, antara asupan makanan, olahraga, serta aktivitas yang dilakukan.

Semoga pemerintah bisa sesegera mungkin mengambil policy yang tepat dalam menghadapi kondisi seperti Abah Taryo ini, yakni fenomena penduduk lansia yang tetap produktif di masa senjanya. Utamanya, menjamin mereka tetap mendapat jaminan kesehatan, dan keselamatan, serta tetap berada pada kondisi yang tidak sakit-sakitan.

Kalau Abah Taryo bisa bernasib lebih beruntung karena dengan kekuatan jurnalisme masyarakat, bisa menjadi viral kondisi kehidupannya, sehingga bisa mendapatkan donasi dari masyarakat, untuk dapat lebih mengangkat derajat kehidupannya, tapi bagaimana dengan Abah Taryo-Abah Taryo lainnya yang tetap terpaksa berjibaku bekerja dengan tubuh rentanya, hingga ajal menjemputnya. Padahal, masa tua adalah masa untuk hidup dengan tenang. Bukan hidup dengan duka nestapa dan terlunta-lunta.

Tags: (BPS)ASN BPS Kota BanjarmasinlansiaNuruddin Zain
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA